Friday, February 27, 2009

UnderWorld VS Twilight

Aku suka film action yang sedikit berbau legenda.

Aku sudah nonton semua UnderWorld 1-3. Aku juga udah nonton Twilight plus baca novelnya.

Persamaan kedua-nya adalah sama-sama menceritakan perang antara ras Vampire dan Warewolf; serta masalah romance antara ras yang berbeda.
Perbedaannya Twilight cendrung lebih berwarna dan terang sementara UnderWorld memang bener-bener menggambarkan dunia bawah tanah yang gelap. :). Perbedaan berikutnya Twilight romancenya seputar manusia dan vampire tapi kalau di Underworld romancenya vampire dan warewolf.

Tapi napa yah Vampire di UnderWorld itu lemah-lemah semua, heran dech! Heehehehehe, sementara di Twilight mereka tu kuat, punya indra ke-enam. Hmm agak mengecewakan neh...

Vampire emang ga konsisten... HEheheheheehehhe....
Tapi over all, vampire emang diidentikin dengan kehidupan yang wah beda ma warewolf. :)

Tapi sebenernya filmnya emang beda sih, sejarah pertikayan dua ras ini juga beda. Dan banyak lagi.

Tapi over all. I like the film.

HEhehheheheehhehe

Uang Receh

Pernah jadi orang miskin se dunia??

Hihihiiii......

Bulan lalu, tepatnya sehari sehabis gajian. Kebetulan hari sabtu tuh... eh ga enak lompat-lompat cerita... aq cerita dari awal sajah...

Hari itu Jumat, seperti biasa aku dan beberapa temen kantor pergi makan ke CIMALL. Hari itu adalah hari gajian. Behubung duit di dompet aku masih tersisa Rp 100.000,00, aku urungkan niat ke ATM ngambil duit karna ku pikir masih cukuplah untuk bayar makan ku. Dan ternyata benar, uangku masih sisa sekitar tiga puluhan gitu. Meskipun duit di dompet tinggal tiga puluh ribuan, aku tetep urungin niat ke ATM. Alasannya, toh lagi libur kuliah dan besok pagi masih bisa ke ATM, dan satu lagi neh 'emang dasar malas turun ke basement'. hehheh

Duit yang tiga puluh ribu tu sorenya aku pake buat beli makan malam, dan ada yang penting yang harus aku beli di Alfamart. Jadilah yang tersisa Rp 5.000,00 cukup untuk ongkos PP ke ATM.

Sial tu pun datanglah...

Sabtu pagi itu aku bangun agak siangan, maklum mumpung libur, manfaatin waktu untuk bermalas-malasan. Sehabis mandi, aku pergi ke ATM. Pertama ATM BCA, berulang kali nyoba ngambil duit, tapi hasilnya tidak ada. OMG. Seorang petugas datang "Maaf mbak, ATMnya lagi ada gangguan, ga bisa tarik tunai, yang bisa tuh transaksi transfer dan pembayaran". What?? Terkejut plus degdegan q. Kepalaku udah memanas. Sekarang aku pergi ke ATM Mandiri, dan ternyata ga bisa juga. Masalahnya sama.

Waduh.. cacing-cacing ku mulai berdendang, pertanda mereka sudah kelaparan. Haduh, kepalaku mulai pusing. But terlintas dibenakku, makan dimana yah yang bisa debet? Dan setelah berkeliling mall, tak satu pun ku temukan resto yang bisa debet. Waduh... cacing-cacingku semakin berdendang.

Twing... Twing... Twing... aku mulai pusing.....

Wait a second.. bukankah aku memiliki sisa ongkos-ongkos ku di kosan? Yah, tiap hari sisa ongkosku aku taruh di sebuah kotak. Aku langsung bergegas pulang.

Sampai di kosan aku mulai bongkar kotak itu, dan amazing banget duitnya ada Rp 267.550,00..
Wkahahhahahhahhahahahha....
Aku tertawa terbahak-bahak dan kesenangan sendiri. Akhirnya, diriku masih bisa membeli makanan hari ini...

wkahhahahaha

Thx God.

Duit itu cukup membantu ku. Menunggu ATM-nya bisa diperbaiki. Dan memang ATMnya bisa digunakan keesokan harinya. HEhehehehhe

Beruntung dan bersyukurnya aku.

Wednesday, February 25, 2009

Akhirnya Kuliah Juga

Kemaren adalah kuliah perdana di Semester Tiga ini. :)

Agak beda neh auranya..... ada semangat baru neh yang kerasa masuk ruangan.. Tapi itu sepertinya bukan dari diriku saja tapi dari temen-temen juga.

Dosen yang pertama masuk adalah dosen yang bagi ku memiliki catatan 'murit kesayangan yang harus bertemu kembali dengan beliau pada mata kuliah yang sama'. Dan setelah 2 Semester bersama beliau, diriku berjanji akan lebih serius belajar dengan beliau. Hehehehe.. Semester terakhir bersama beliau, ku berharap namaku tak ditambahkannya dalam daftar siswa tersayangnya yang harus bertemu lagi dengannya. :). Dan menurut temen-temen yang udah chat denganku hanya beliaulah yang akan sangat ditakuti semester ini. Takut harus bertemu kembali dengannya. Hehehehhe

Jenuh disemester kemaren kelihatannya udah hilang neh...... temen2 pada semangat semua... moga semester ini kita lulus semuanya yah taman2 dan temis! :)

SEMANGAT
SEMANGAT
SEMANGAT

Twilight

Terlambatkah aku mem-posting ini???

Sebenernya aku udah nonton filmnya tahun lalu, kira-kira awal Desember atau akir November gitu.

Aku penasaran dan sangat penasaran, pernyataan seorang penyiar yang bilang "Eh tau ga sih, gara-gara film Twilight banyak loch cewe-cewe yang pengen pacarnya Vampir."

Dan itu lah alasanku napa pengen nonton dan maksa 'seseorang' untuk nonton. hehehehhee.....

Aku search di google tentang 'Twilight', hasil yang sukup memuaskan ku dapatkan adalah di wikipedia (dari buku 1-3), membuatku tertarik dan ingin membaca novelnya dan kemudian di situs 21. Dan kalau bisa dibilang aku emang tertarik dengan resensi bukunya, dan ga tertarik dengan yang tertulis di situs XXI/21.

Jadilah kami nonton. Secara pribadi, aku hanya tertarik dan terkesima melihat ke-romantisan Edward pada adegan..... ngajak Bella ke rumahnya untuk diperkenalkan dengan keluarganya, terus Edward menggendong Bella hingga sampai ke puncak sebuah pohon, dan dari sana mereka bisa melihat pemandangan yang begitu indah. Laut yang membentang luas, pegunungan dan pepohonan. Serta yang terakhir Edward memainkan piano untuk Bella..... selebihnya aku merasa adegannya biasa-biasa saja.

Nah, Januari kemaren aku coba cari search lagi di google tentang 'Twilight', dan sekarang hasil pencarian ku lebih beragam dan banyak. Bahkan banyak resensinya dari berbagai orang dengan pemaparan yang berbeda-beda pula. Sehingga aku merasa pemaparan resensi itu lebih kepada apa yang mereka inginkan dan harapkan dari tokoh Edward dan terlebih lagi aku menemukan dari semua resensi itu, tokoh Bella adalah orang yang pantas dikasihani dan terlalu dikhususkan. Dan yang sangat menabjubkan lagi tulisan di wikipedia juga sudah ter-update. Aneh... dan terlalu berlebih-lebihan menurutku.

Hingga akhirnya teman aku nonton itu, meminjamkanku novelnya sabtu lalu. Aku mulai baca dan baca. Ada beberapa perbedaan yang kutemukan. Dan sudah sangat pasti membaca itu lebih menyenangkan dari pada nonton. :)

Tentunya aku tak akan melebih-lebihkan apapun. Tapi kenapa aku jadi merasa ada beberapa hal yang mirip dengan Bella?? Lebih menyukai kesendirian dan ketenangan, serta membaca dan ada beberapa hal lagi.

Tapi darisana aku belajar.

1. Carlisle Culen. Kesendirian itu tidak menyenangkan, bagaimana beliau 'mencipatakan' mahluk sejenisnya untuk menjadi temannya. Kebaikan hatinya dan ketegarannya. Meski itu mungkin sesuatu yang tidak mungkin, beliau bisa jadi dokter bedah. Tokoh yang paling aku suka. Carlisle menciptakan tokoh vampir vagetarian termasuk beliau. Sehingga mereka mampu hidup ditengah manusia tampa memangsanya.
2. Esme (kalau ga salah). Sifat keibuannya.
3. Alice. Aku paling suka tokoh ini, baik dalam film maupun novelnya. Sifat bersahabat, hangat, baik hati, dan tentunya dihayalanku Alice memiliki fisik seperti peri di negeri dongeng. Sahabat yang baik.
4. Edward, meski ia bisa saja menjadikan Bella jadi mahluk seperti dia, seperti yang dilakukan Carlisle terhadap dirinya dan Esme, tapi ia urung melakukannya, pernyataannya lebih menginginkan Bella menua sebagai mana seharusnya, sangat mengharukan meskipun Bella sangat ingin seperti Edward agar tak ada penghalang diantara mereka.
5. Charlie. Perhatiannya buat Bella. Jadi ayah yang baik menurutku.

Hehehhehehe..... Aku baru baca buku pertamanya... rencananya mau nyelesayin buku keduanya minggu ini. :)

Kemustahilan dalam film itu??

Banyak sih. Tapi namanya juga cerita fiksi.

Hal yang tidak ku suka:
1. Tentu saja semua kemustahilan dalam film tu.
.... Itu doang... selebihnya, adalah lebih baik ada tokoh jahat biar nuansanya lebih berwarna.. :)



Apa yang mebuatmu semangat?

Meski pertanyaan itu cukup sederhana dan kadang tidak menjadi salah satu pertanyaan penting atau bahkan tidak menjadi salah satu list pertanyaan dalam benak kita, tapi bagiku itu adalah hal penting.

Semangat adalah yang membuat setiap orang ingin memandang jauh kedepan meraih apa yang jadi harapannya.

Sadar atau tidak, kadang masalah atau beban hidup/pikiran sering jadi alasan penghambat semangat. Hehehhe. Bener ga yah?

Aku bisa menerima pernyataan itu. Pernah suatu kali semangatku patah karna masalah, dan bututnya aku agak cuek dan tak begitu peduli. Apakah yang membuat ku kembali semangat?

Karena aku sadar aku sangat berharga, dan ada orang-orang yang selalu ada buatku dan memberi ku motivasi setiap waktu.

how.... how... how.......

Monday, February 16, 2009

Hati-hati dengan Cinta Semu

http://www.kompas.com/read/xml/2009/02/15/15183551/hati-hatidengancintasemu

Jika biasanya Anda menyukai film-film komedi romantis yang dibintangi Kate Hudson atau Drew Barrymore, cobalah menonton film drama romantis Two Lovers. Usai menonton film ini, Anda akan lebih yakin mengenai cinta seperti apakah yang patut dikejar.

Film ini mengisahkan Leonard (Joaquin Phoenix) yang sedang patah hati, dan memutuskan untuk kembali apartemen orangtuanya di Brighton Beach. Orangtua Leonard lantas mengenalkannya pada Sandra (Vinessa Shaw), putri pemilik usaha dry cleaner yang berniat merekrut Leonard untuk menjalankan bisnisnya. Leonard segera menyukai Sandra yang manis dan penuh perhatian. Namun kemudian Leonard bertemu dengan Michelle (Gwyneth Paltrow), wanita glamor dan misterius yang sedang menjalin hubungan dengan seorang pria beristri (Elias Koteas). Leonard segera terpikat pada Michelle yang tidak mudah ditaklukkan.

Anda pun mungkin pernah mengalami problem seperti yang dihadapi Leonard. Siapakah yang seharusnya kita pilih sebagai pendamping? Apakah seorang pria tampan dan punya jabatan penting di perusahaan, namun sering membuat Anda was-was karena banyak wanita yang mengelilinginya? Ataukah Si Dia yang jarang mengikuti tren namun selalu ada saat Anda membutuhkannya?

Pria dengan tatapan mata yang membuat kaki Anda lemas, tubuh yang sempurna akibat tempaan di gym, atau pick-up lines yang meluluhkan hati, tampaknya memang cuma ada di film-film Hollywood. Yang bisa menciptakan kalimat-kalimat indah seperti, "I want all of you. Forever. Every day," seperti dalam film The Notebook adalah penulis skrip berpengalaman, bukan teman pria yang Anda temui sehari-hari.

Jatuh cinta pada pria-pria yang dalam bayangan Anda sempurna ini bisa dikategorikan sebagai cinta semu, cinta yang tidak realistis. Anda tidak pernah mengerti mengapa Si Cute yang membuat Anda bangga saat berjalan bersama itu sering membuat Anda menangis. Anda tidak bisa menerima bahwa Si Bad Boy yang menggemaskan itu selalu menghilang setiap ada masalah. Setelah sekian lama menjalin hubungan dengan tersiksa, Anda baru terbangun dari mimpi, menyadari bahwa Anda tak akan bahagia bersamanya.

John Amodeo, Ph.D, penulis The Authentic Heart: Ang Eightfold Path to Midlife Love, cinta semu membuat kita merasakan suatu keyakinan romantik bahwa kita membutuhkan seorang partner untuk bertahan, dan bukannya membutuhkan seorang partner karena membuat hidup Anda lebih kaya. Dalam cinta semua kita mengatakan, "Aku tak bisa hidup tanpamu". Berbeda dengan cinta yang dewasa, dimana kita merasa, "Hidupku akan lebih kaya bersamamu."

Namun untuk mengubah fantasi romantik menjadi sesuatu yang nyata kita harus memahami dinamika dalam hubungan. Kita harus mampu mengenali apa keinginan dan harapan kita, supaya pasangan bisa menyentuh dunia kita. Kita juga perlu berdialog dengan jelas namun tidak menyalahkan, atau mengkritik. "Kita juga perlu menjaga hati tetap terbuka saat di tengah konflik, supaya kita bisa tetap perhatian terhadap perasaan dan kebutuhan pasangan, sambil tetap mengekspresikan diri kita yang sebenarnya dalam cara yang baik," ungkap Amodeo.

Cinta yang dewasa menghidupkan dan menyejukkan. Kita menyadari hati manusia rapuh dan mudah terluka, sehingga kita lebih berhati-hati dalam berkata-kata dan berperilaku. Cinta yang realistis tidak hanya muncul dalam bentuk perkataan atau rayuan, tetapi dalam sikap dan perbuatan yang sebenarnya. Anda takut kehilangan Si Dia bukan karena tak bisa lagi menumpang mobil mewahnya, tetapi karena ia seorang yang mengakui kelebihan Anda dan bahagia karena Andalah yang melengkapi kekurangannya. Anda selalu rindu padanya bukan karena terbayang-bayang wajah tampannya, tetapi karena ia selalu senang mendengarkan apa yang Anda alami setiap hari.


Thursday, February 12, 2009

Percaya Diri



Percaya diri...... Percaya diri..... Percaya diri........

Tiap orang pasti memiliki hal yang berbeda untuk mendefenisikan hal itu, defisi yang aku maksudkan disini bukan berdasarkan kajian literatur, akan tetapi pandangan masing-masing orang tentang apa makna, bagaimana, dan implementasi 'percaya diri' itu sendiri dalam hidupnya.

Terus terang, waktu aku kuliah di Del (itu loch..... Politeknik yang di tepi Danau toba tuh......) aku banyak bertemu dengan orang-orang yang 'Percaya Diri'-nya tergantung faktor sekelilingnya.

Aku pernah bertemu temen yang akan PD (Percaya diri) jika sudah memakai barang bermerek(kayak si kawan itu tuh, yang tasnya harus BODYPACK, baju harus dibeli ditoko khusus, dll..... mizz yah Cincai). Kalau yang ini sih maklum sajalah, selama ekonomi mampu dan selera hanya disatu merk barang. Heheeh.
Aku juga pernah bertemu seorang temen(wanita) yang tak pernah PD keluar dari asrama tampa berkaca dulu, tampa sisran, tanpa mengenakan pakayan yang menarik. Wajar saja lah, soalnya kan harus tebar daya tarik yang aduhai. Paling gak harus terlihat menarik kapanpun dan dimanapun.
Aku juga pernah bertemu dengan orang yang akan sangat bersemangat (PD) pergi kesuatu acara jika sudah mengenakan pakayan, kosmetik, dan asesoris yang aduhai.

Aku adalah orang yang sedikit cuek dengan penampilan, aku suka hadir apa adanya tampa harus memaksakan diri dengan life style orang lain.

Dan kalau ada orang bilang aku adalah orang paling cuek. Mungkin aku akan bilang, dia salah menilaiku. Aku selalu memperhatikan sekelilingku tampa harus mengucapkannya. Aku selalu mengetaui perubahan, ke-dinamisan dan ke-statisan orang-orang disekelilingku.

Dikantor lama, tempat aku pertama sekali kerja, dihari pertama aku masuk kerja semua menyangka kalau aku adalah sekertaris baru atau administrator baru, tapi ternyata mereka salah aku adalah java programmer. : ). Mungkin karena aku pakai kemeja yang lumayan feminim dengan style rambut baru ku pendek berponi. Heheehh. Aku paling benci kalau disuruh rambut pendek dan berponi, aku lebih suka jika rambutku selalu terikat rapi, diikat ala ekor kuda.. hehehheeh. Rambut pendek dengan poni itu sih style yang diinginkan Mamaku dan bukan aku. :).
Kebetulan aku adalah programmer cewek satu-satunya dan yang pertama. Aku kerja bersama cowok-cowok. Aku merasa nyaman. Dan dengan begitu aku bisa kembali ke diri ku sendiri, selalu tampil apa adanya saja ke kantor. Sopan, dan Rapi, itu sudah cukup buatku. Menarik??? Hmmm, mungkin aku adalah orang cukup jauh dari kata itu untuk dijadikan prioritas.
Suatu kali salah seorang sekertaris dikantor ngomong ke aku, "Sonia, napa sih kamu penampilannya gitu-gitu mulu. Ga bosan?"
Dengan enteng aku jawab, "Gak"
Her, "Tau gak style berpakayan kita menentukan, kalau mau dapat pasangan yang lumayan kamu harus penampilan dengan style hight quality, ikuti style dari mereka kalangan atas. Kalau kayak kamu sekarang, seharusnya kamu dapat minimal manager. Apa mau sama orang yang biasa-biasa saja??"
Aku hanya senyum, tapi dalam hati ku sempat jawab, "Inilah aku, dan aku gak mau memaksakan diri. Soal siapa dan bagaimana pasanganku nantinya. Aku tak suka kebohongan. Dan sejauh ini aku tak pernah memiliki masalah soal itu. Lom tau dia, siapa saja yang udah mencoba menerobos pintu hatiku." Hehehheheh (Cukup.. cukup... cukup..... Gak boleh ngomong sombong nak..... Hehehehe..)

Ditempat baru, kantor keduaku, aku malah lebih cuek lagi. Pakai jeans dan kaos tidaklah menjadi masalah. Aku lebih hadir apa adanya disni.
Pernah suatu kali, aku makan bareng si bro yang jadi manager finance dikantor ku. Dengan enteng, waktu lihat black berry dan berbagai mobile phone ditanggannya, aku bilang "Bro... harus selalu ngikuti perkembangan tehnologi neh...."
Dia juga jawab, "Iya kan kalau keoperator ini menentukan juga, supaya jalannya lebih mulus.... lom lagi kalau entertain client... dll.. beda dongs sama sister"
Yupi, it's true banget.........
Sejauh ini sih, aku lom pernah punya masalah dengan penampilan. Meski ditempat baru, temen-temen sering bilang sesama mereka 'GA LIFE STYLE BANGET SIH LO'... tapi aku tetep percaya diri saja, toh juga itu bukan kehidupan ku... it's not mine... it's their...

Pernahkah aku tak punya percaya diri?
Pernah, dan itu terjadi sangat lama. But I suevive :))

Tadi pagi... aku baca renungan ini... moga memberkati setiap orang yang membaca-nya juga

-------------------------------------------------------------------------------------------

Bacaan: Yesaya 43:1-7

Oleh karena engkau berharga di mataKu dan mulia- Yesaya 43:4


Berlama-lama memandang diri di cermin. Mengenakan baju bermerk. Membuat tubuh harum dengan parfum impor. Segera menghampiri tumpukan rak sepatu dan mengambil sepatu kulit yang sangat elegant untuk dipakai. Penampilan sudah oke, maka mobil yang kita pakai harus oke juga, itu sebabnya kita memilih mengendarai mobil buatan Jerman yang memang terkenal sebagai mobil mewah. Kita pun berterima kasih baju bermerk, untuk parfum impor, untuk sepatu elegant, untuk mobil mewah yang kita punya. Jujur saja mereka membuat kita jadi percaya diri.

Kebanyakan kita mengalami seperti itu. Kita percaya diri bukan karena faktor yang ada dari dalam, tapi justru ditentukan oleh penampilan-penampilan luar kita. Lalu bagaimana seandainya kita tidak punya baju bermerk, tak memakai parfum mahal, tak mengenakan sepatu yang elegan dan kendaraan yang kita tumpangi juga sangat sederhana? Apakah kita masih punya percaya diri? Jika rasa pede kita hilang dan raib entah kemana gara-gara penampilan luar kita tidak mendukung, itu sebenarnya cukup jadi pertanda kalau kita belum punya penerimaan diri yang sehat.

Penampilan luar yang oke memang perlu, tapi salah besar kalau hidup kita ditentukan hal-hal itu. Itu bukan faktor utama untuk membuat kita jadi percaya diri. Percaya diri harusnya dimulai dari dalam. Tahu persis bahwa di dalam Kristus gambar dirinya sudah dipulihkan. Menyadari bahwa kita adalah ciptaan yang sungguh dahsyat dan dipersiapkan untuk rencana yang dahsyat juga. Itu alasan utama mengapa kita memiliki percaya diri.

Jangan sampai rasa percaya diri kita karena faktor-faktor luar, sebab jika barang-barang kita hilang maka rasa percaya diri kita juga akan ikut hilang. Kita akan sangat minder jika bergaul dengan orang-orang yang secara materi memiliki level yang jauh di atas kita. Lain halnya kalau kita membangun self estem dan rasa percaya diri dari dalam. Kita akan menghargai diri kita sendiri dan bisa menerima diri kita secara sehat. Jadi, kita akan tetap nyaman saja bergaul dengan siapapun. Rasa percaya diri yang muncul dari dalam akan membuat kita bergaul dengan orang-orang yang levelnya di bawah kita tanpa menjadi sombong dan tanpa meremehkan mereka, sebaliknya kita bisa bergaul dengan orang-orang yang levelnya di atas kita tanpa harus menjadi minder.

Kenakanlah baju yang berbeda dalam sepanjang hari ini. Apakah rasa percaya diri kita juga berbeda seiring dengan baju yang kita kenakan?

Wednesday, February 4, 2009

Jujur dengan Perasaan



Kalau bicara soal kejujuran perasaan... Aku kan bilang sedikit sulit juga neh.

Tapi sedikit demi sedikit berkat kehadiran orang-orang disekelilingku.. perubahan itu pun datang....

Ada renungan menarik neh...

Semoga memberkati juga...

Bacaan: Matius 11:28-30

Marilah kepadaKu semua yang letih lesu dan berbeban berat Aku akan memberi kelegaan kepadamu.- Matius 11:28

Kaum wanita biasanya lebih mudah untuk mengungkapkan perasaannya. Si Venus biasanya akan jujur dengan perasaannya. Sangat beda dengan para pria atau Si Mars. Si Mars biasanya akan malu mengungkapkan perasaannya, bahkan ia akan menyangkali perasaannya. Satu keyakinan yang banyak dianut kaum pria adalah menjadi maskulin berarti tak boleh menjadi sentimentil. Banyak pria menganggap menunjukkan perasaannya adalah suatu “kelemahan”, apalagi mengungkapkan rasa takut, bagi mereka ini hal yang sangat sulit untuk diakui.

Menurut Herb Goldberg dalam bukunya The Hazard of Being Male ada banyak akibat negatif jika seseorang memendam terus perasaannya dan membiarkan menumpuk di alam sadar. Yang pasti orang ini mudah gangguan emosional, mudah terkena gangguan mental yang berat, pertahanan dirinya untuk melawan perasaan membuatnya jauh dari hubungan dengan orang lain, dan cenderung lari kepada obat-obat dan minuman keras untuk menyembunyikan perasaannya.

Yesus adalah pria maskulin, tapi Ia begitu jujur dengan apa yang sedang dirasakanNya. Ia tidak malu mengungkapkan perasaanNya! Secara spontan Ia menyatakan hatinya yang tergerak karena kasih. Setidaknya tiga kali, Ia menangis di depan murid-muridNya. Ia tidak menyembunyikan rasa takutNya ketika berada di taman Getsemane. Ia mengungkapkan ledakan amarah ketika melihat Bait Suci dipakai untuk tempat berjualan. Yesus tidak malu mengungkapkan perasaanNya.

Saya tidak bermaksud mengajak para pria menjadi cengeng dan mudah terbawa dalam hal-hal yang sifatnya emosional dan sentimentil. Saya hanya mengatakan bahwa memendam berbagai perasaan secara berlarut-larut hanya merugikan diri kita sendiri. Sebagai pria, kita tidak diciptakan untuk menyangkali perasaan kita. Belajar jujur dengan perasaan kita akan membuat kita jauh lebih baik. Jika hari-hari ini Anda merasa tekanan hidup yang begitu berat, saya sarankan Anda untuk berani mengungkapkan semua perasaan kita dengan jujur kepada Tuhan. Kalau takut katakan takut, maka Tuhan akan memberikan keberanian dan rasa aman. Kalau kita sedang marah, ungkapkanlah itu maka Tuhan akan melembutkan kita. Kalau kita sedang ingin menangis karena beban hidup yang begitu berat, lebih baik kita menangis di hadapan Tuhan karena Tuhan akan beri kelegaan.

Jika Anda sedang berbeban berat dan memendam begitu banyak perasaan, saya tantang Anda untuk mengungkapkan semua isi hati kita kepada Tuhan dengan jujur di dalam doa.