'Forever start today'.... itulah yang kunyatakan di hatiku ketika ku melangkah menuju tempat duduk pengantin di gereja HKBP Marturia Batam, 9 Februari 2013.
Hampir dua tahun perjalanan pacaran dilalui, terus bertumbuh dan saling menyesuaikan. Dan kini proses bertumbuh, menyesuaikan itu terus dilanjutkan ditambah terus menopang dalam kasih.
Ketika dulu mungkin, dimasa muda pernah menyatakan 'I love you forever', kini rasanya semua berbeda. :). Seperti kata orang batak, hutinggal hon nama sude haposoon i, sai hot ma di hatua on. :)
Airmataku hampir jatuh, ketika melangkah waktu itu. Kakiku gemetaran, lemas, tidak kuat rasanya. Arthur memegang erat tanganku melangkah memasuki gereja diiringin lagu Don Moen - Our Father.
Dia tau benar aku akan menangis. Meski berkali-kali mama, bapa, dan semua adikku memperingatkanku malam sebelumnya 'BESOK JANGAN NANGIS', bahkan mama nugasin Insah 'Sah, buat nanti lucu wajahmu biar ketawa kak Sonya kalau dia mau nangis'.
Terkadang memang kita harus bertemu dengan banyak orang yang tidak tepat, hingga kita tau siapa yang tepat buat kita. Ketika seseorang hilang atau pergi dari hidup kita sudah pasti dia bukanlah orang yang diperuntukkan buat kita. Jangan pernah menyianyiakan orang yang sekarang ada bersama kita. :)
Sebelum pernikahan, aku secara khusus meminta bapa untuk meminta rekannya melakukan bimbingan pra nikah untuk ku dan Arthur. Kenapa? Karena biasanya anak-anak perantauan seperti ku katanya tidak diberikan bimbingan pra nikah, tapi aku tetep membulatkan tekat harus menerima bimbingan pra nikah agar aku benar-benar memahami kehidupan keluarga Kristen itu bagaimana. Meski sedikit rempong dengan jam kerja dan macet Jakarta.
Bimbingan pra nikah pertama diberikan oleh amang Pdt. Ramlan Hutahaean. :). Beliau adalah orang yang 'patuppolhon' atau memberikan pemberkatan tunangan kepada kami berdua. Beliau adalah sahabat bapa waktu sekolah dulu, kenakalan merokok amang ini diajarkan khusus oleh bapa. hehehhe :). Mungkin karena dulu tahun-tahun pertamaku di Jakarta pernah ketemu dan sering sms-an dengan beliau (waktu itu beliau melayani di HKBP Suprapto) , bimbingan pra nikah lebih santai saja. Lebih mengingatkan saja apa yang perlu kami pahami.
Aku masih ingat beberapa hal yang penting yang suka salah ku pahami selama ini.
Apakah seseorang itu dinyatakan bermasalah jika dia memiliki record mantan yang banyak? Tidak, itu normal. Sebelum seseorang berumah tangga, dia harus melalui tiga tahapan penting dalam hidupnya :
1. Mencari, disinilah orang sering kelip-kelipan mata, suit-suitin cewek/cowok dan memiliki banyak sekali teman.
2. Memilih, pada tahapan ini orang sudah mulai pacaran, gak cocok putus, pacaran dengan yang lain lagi, putus lagi.
3. Memutuskan, pada tahapan ini dari orang yang kita pilih tadi kita memutuskan satu orang menjadi pendamping hidup kita.
Amang itu bertanya, Arthur kenapa si Sonya ini disebut perempuan? Dan Sonya kenapa si Arthur ini disebut laki-laki? Jawaban singkat dari kita adalah, karena di pelajaran biologi disebut demikian. :). Amang itu menjelaskan kalau perempuan dan laki-laki itu bukan hanya sebatas jenis kelamin, kenapa Tuhan menjadikan kita berpasang-pasangan karena Arthur akan melihat dirinya dalam diri Sonya dan Sonya akan melihat dirinya dalam diri Arthur. :)
Bagaimana relasi hukum taurat kelima (hormatilah ayah dan ibumu supaya lanjut umurmu ditanah yang diberikan Tuhan kepadamu) dengan Kejadian 2:24 (sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging), mana yang harus dipilih dan dijadikan yang terutama? Karena jika tidak menghormati orang tua atau tidak menuruti semua perkataan orang tua bahkan setelah menikah sudah melanggar hukum taurat ke lima; atau sebaliknya jika sangat menuruti dan menghormati orang tua dan mengabaikan pasangan sudah melanggar perintah Tuhan di Kejadian 2:24. :)
Pertanyaan ini pernah ditanyakan dosen PPKn di kuliah diploma ku dulu, meski aku tetep merasa beliau membandingkan dua hal yang berbeda, tapi yang namanya dosen waktu itu harus dibenarkan apa yang menjadi pernyataannya. :)
Amang itu menjelaskan, Arthur wujud kau menghormati mama dan mencintai mama serta sangat menghargainya adalah dengan menghormati, mencintai dan menghargai istrimu yaitu Sonya kelak. Sonya wujud kau patuh sama semua perkataan bapa, menghormati serta mencintai bapa adalah dengan mematuhi, mencintai dan menghormati suamimu yaitu Arthur kelak. Arthur bukan mama lagi tempatmu bertanya nanti, harus si Sonya. Sonya bukan bapa lagi tempatmu bertukar pikiran kelak tapi si Arthur.
Pada saat itu hati ku bergetar, One Step Closer. Tak ada lagi langsung pencet nomor telepon mama atau bapa kalau lagi kesal atau mumet. Tak ada lagi bapa ku, papaku, mama ku tapi bapa kita... papa kita... serta mama kita. :)
Amang itu juga menjelaskan ada hal yang harus kalian berdua saja yang tahu. Ada banyak hal yang harus kalian diskusikan berdua dulu baru berbicara ke orang lain. Banyak hal yang lebih baik kalian simpan berdua saja. Semua hal itu harus dibicarakan, mending menerima kejujuran yang pahit dan menyakitkan daripada membahas kebohongan yang manis tapi mencelakakan.:)
Pesan terakhir amang itu adalah ingat berdiakonia. Jangan berpikir setiap duit yang ke gereja itu untuk pendeta, sambil melirikku :) mungkin amang itu mengerti juga kegundahan ku selama ini orang memandang kecil pekerjaan bapa ku. Gereja melalui kategori diakonia-nya tau jemaat mana yang sangat membutuhkan pertolongan atau tempat-tempat mana yang butuh uluran tangan. Bahkan banyak pelayan-pelayan gereja yang hidup berkekurangan. Semua orang yang berdiakonia melalui gereja baik dalam bentuk sumbangan materi maupun tenaga, akan dikelola gereja dan disalurkan kepada orang yang sungguh-sungguh membutuhkannya.
Masih banyak lagi sebenarnya. :). Tapi bagi mereka yang akan melangsungkan pernihkan, ada baiknya menerima keseluruhan isinya ketika bimbingan pranikah. :)
Bimbingan pra nikah kedua diberikan oleh amang Pareses Pdt. David F. Sibuea di Batam sehari sebelum pernikahan kami. :)
Kalau bimbingan pra nikah yang pertama kami banyak diberikan ayat pendukung dari Alkitab, kali ini hanya berupa kesimpulan saja dari 10 pertemuan yang seharusnya kami ikuti.
Ada tiga hal yang sangat ditekankan amang Sibuea pada saat bimbingan. Ibarat pesawat, itulah langkah pernikahan itu.
Pertama, pesawat dituntun oleh sinyal/arahan agar tetep berada di jalurnya. Arthur dan Sonya bertemu dan berada pada jalur yang tepat hingga saat ini hanya dengan campur tangan (arahan/sinyal) dari Tuhan.
Kedua, dibutuhkan landasan setiap pesawat untuk landing. Agar pesawat itu bisa landing dengan aman dan selamat dibutuhkan landasan yang kokoh, lintasan panjang, lintasan luas. Landasan itu adalah hatimu Arthur. Landasan itu adalah hatimu Sonya. Seberapa kokoh hatimu dalam menerima semua kelemahan pasanganmu, seberapa panjang sabar hatimu dalam menerima semua hal tentang pasanganmu, seberapa luas pengertian serta pemahamanmu untuk memahami pasanganmu. Ketika pesawat yang beratnya dalam hitungan ton landing, pernahkah kita melihat landasan langsung retak atau rusak? Ketika Arthur datang dalam hidup Sonya dan sebaliknya ketika Sonya datang dalam hidup Arthur, dengan semua pemikiran serta kehidupannya dan seluruh masalah hidup dan keluarganya seberapa kokoh, panjang dan luas hatimu? Apakah hatimu langsung retak dan berlubang dan hancur sehingga pesawat itu pun mengalami kehancuran?
Ketika, segitiga sama sisi pernikahan. Sama seperti segi tiga sama sisi itu yang memiliki garis diagonal yang akan membagi setiap sisi sama rata. Maka mulailah setiap hal dari porosnya hingga semuanya terlingkupi dan tidak ada yang berat sebelah.
Apa saja kah ini? Sepertinya bimbingan pranikah aja dulu kali yah biar tau seluruhnya. :)
Bimbingan yang singkat, masing-masing 2 jam lebih sedikit tapi mengubah cara berpikirku. :). Sehingga kata forever yang dulu pernah terucap berubah menjadi 'Forever Start Today' forever bertumbuh dan bertumbuh, dan ketika aku akan menerima berkat pernikahan dari Pareses Pdt. David F. Sibuea hati ku mantap.
Sebelum menerima berkat, lagu Warren Barfield ~ Love Is Not A Fight mengiringi langkah kami, Arthur dan aku, sebagai bentuk komitmen dan sungkem ke bapa mama serta papa mama. :). Haru dan hampir menangis, tetep saja harus terjadi. :).
Aku memujiMu Tuhan untuk setiap detik dalam hidupku mengenal banyak orang, hingga bertemu dengan Arthur.
Aku memujiMu Tuhan untuk orang tua yang penuh kasih mesra kepadaku, yang menjadi teladan dalam setiap aspek hidupku.
Aku memujimu Tuhan untuk keluarga baru ku. Berkati kami Tuhan