Subuh, Jumat 24 April 2009, kejadiaannya....
Tapi sebelum aku cerita tentang itu, sebaiknya aku jelaskan dulu soal ciri khas anggota keluargaku.
Papaku, penganut paham 'tujuh kali tujuh sama dengan empat puluh sembilan, setuju tidak setuju pokoknya penampilan'
Mamaku, orangnya suka khawatiran dan sensitif.
Aku, sifatnya mirip dengan mama.
Insah, tomboy abis dulunya. Kaum pria takluk semua neh, tapi sekarang lagi menjalani program feminim. Hehehhe
Monang, apapun yang terjadi, buat jadi humor.
Ayu, tomboy abis. Sudah berapa cowok yang kena hajar ma dia, ampe matanya temen cowok sekelasnya berdarah juga pernah. Sering nonjok cowok neh klo diganggu.
Sahala, mirip banget ma Papaku. Copy-paste-nya Papa neh.
---------------------
Rumah kami yang dimedan tu di tempatin Insah, kebetulan dia kuliah di Medan, dan dia tinggal sendiri. Berani kan?? Hehehheeh. Rumah-rumah disana rapat banget, kecuali rumah kami yang kebetulan punya sisa tanah untuk bangun rumah 1 lagi, ga da duit jadi satu dlu yang dibangun. Hehehehehe.
Kejadian neh menimpa adikku Insah, jam 04.55 alarm berbunyi membangunkannya. Cuci muka dulu sebelum saat teduh. Tapi di kaca dinding ruang tengah, yang bisa melihat semua aktivitas di dapur, ada orang lalulalang. Lagi on-off lampu dapur terus. Sifat wanita perkasa Insah keluar, langsung bangun dan menghadapi tu orang, "Hei kamu, ngapain masuk kerumah orang sembarangan, ga sopan!"
Orang tersebut, yang ternyata maling, menarik tangan Insah dan menghudus parang ke perutnya dan mengancam "Awas kalau berteriak, saya bunuh kamu!!!"
Spontan saja, keperkasaan Insah ciut, dia diam dan ditarik maling tu ke kamar. Parang sudah pindah letak, sekarang ke leher Insah, dan sambil mengucapkan "Awas kalau berteriak, teman saya bentar lagi datang!!!"
Mata maling menyapu semua ruangan, mencari barang berharga, tapi ternyata ga ada. Di rumah hanya da perlengkapan rumah TV, kulkas, lemari, tempat tidur, kompor, dll.
Malingnya lihat HP di tangan Insah. Dan berusaha meraih HP yang ditangannya, tapi Insah terus bertahan "Gak.. Gak mau...."
(Berani banget emang tu anak, bertekak ma maling, di kamar lagi, subuh lagi)
Si maling kalap, tangan Insah disayat........ Insah tetap ga mau kasih HP. Pisau pindah lagi ke leher. Dan tetep ngancam untuk tidak berteriak.. leher Insah disayat.
Dengan spontan Insah bilang "Tuhan Yesus tolong aku... tolong aku".
Si maling lepasin tangannya.
Beberapa saat kemudian, dia kembali megangin tangan Insah, dan kali ini menyayat dada Insah, dekat 'pernapasan' wanita. Sambil mencekek Insah.
Insah meronta-ronta, dan bilang "Tuhan Yesus tolong... tolong insah.. Tuhan Yesus tolong..."
Maling kaget dan mundur beberapa langkah, sadar udah kesiangan juga kali.
Insah langsung teriak, "Toloooongg... Tollooonngg... Maling.... Tolong....."
Si maling lari lewat pintu dapur/belakang yang berhasil dia buka sebelumnya.
Insah lari ke ruang depan, sambil teriak-teriak. Para tetangga sudah pada datang ke pintu depan rumah, melihat Insah penuh darah, segera mengejar maling itu ke belakang rumah, tapi ga nemu.
Insah masih berusaha kuat, dipeluk ma Ibu-ibu disana.
Tulang aku, kebetulan dinas di kantor Pajak Medan, datang udah jam 8-an. Waktu tulang datang, Insah pingsan dan segera dibawa ke rumah sakit.
Leher dan lengannya hanya diperban. Tapi untuk dada, sepertinya harus dihetting (istilah medan neh), tapi karena Insah menggeleng-geleng terus, akhirnya lukanya dikasih perekat kulit.
Awesome God.
Aku ga tau Papaku sengaja atau enggak, semua pintu keluar dari rumah susah banget dibuka. Jadi menurutku pencuri tu kesiangan, buka pintunya kelamaan. Setelah berhasil lubangin pintu untuk bisa buka pintu dengan normal, malingnya tetep kesulitan buka pintunya, Abis, ntah pa yang buat, pintunya emang susah banget dibuka. Linggis dan parang Pencurinya masih ketinggalan di rumah. Tapi ga bisa lagi cek sidik jari-nya, biasa massa langsung megang linggis dan parang jadinya ga karuan dech.
Dan bodohnya si maling lagi, sang maling ga pakai topeng. Otomatis Insah bisa nyebutin ciri-cirinya dan terlebih lagi Insah bilang "Pernah kog kami ketemu disekitar si malingkar ini, tapi aku udah lupa dimana"
Tulang aku yang kebetulan ada angkatan gitu, marah besar. Langsung nemuin preman-preman simalingkar. Karena dulu kawasan simalingkar itu daerah operasinya. Marah besar Tulang tuh. Heheheh.
---------------------------------
Nah sampai disitu dulu cerita seramnya.....
Cerita lucunya adalah...
Pagi itu waktu di RS, tulangku nelpon Papa n Mama, ceritain masalah itu.
Papa n Mamaku bersiap-siap berangkat ke Medan dari Aek Nabara - Rantau Parapat.
Mamaku udah beresin semua pakayan ke dalam kopor. Dan udah siap-siap mau berangkat. Tapi Papaku buka kopor lagi, memeriksa semua baju Papa yang disiapin Mamaku.
Dan mulailah Papa bereaksi
"Ahhhh.... ga metching baju ma celananya ini. Ganti jangan yang ini...."
"Ahhhh.... harus pake celana pendek biar metching ini...."
"Ahhhh.... bawa yang ini aja, biar ga digigit nyamuk"
Nah loch!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Dengan muka yang udah sangat khawatir ma Insah, Mama tetep nyiapin semua hal yang Papa bilang, baju-baju yang meching, celana pendek yang meching, dan kaos biar ga digigit nyamuk (padahal sama pun, alasan Papa aja kq itu... hehehhehhe)
Baru dech berangkat ke Medan.
Di Medan, Tulang aku ledekin Papaku "Jadi lae, molo ni pakke kaos on ndang haratan ni rongit be ake??"
"I do lae" kata Papaku tampa dosa...
Wkahkhakahhahahhahahhahka....
Monang, adalah rekan terdekat Insah di keluargaku. Sampai SLTP sekalipun mereka masih mandi bareng. ckckckckckcck.
Malamnya, Jumat itu, Monang di telepon. Reaksinya, bukan prihatin malah ketawa terkakak-kakak... "Wkahkahahahk.. da tambah ceritaku tetang kakak ke bereku"
Spontan Insah, diam dan ketakutan, soalnya Insah memilihi record 'kejahatan' masa kecil yang suram dan jadi bahan ledekan satu keluarga. Wkahhahahhahahhahahahhahah
Ayu meski tomboy dan sudah banyak cowok yang jadi korban tonjokannya, tetep ga kukuh denger nama perampok ato maling "Kak, kalau kayak gitunya.. Gak mau lagi aku SMU di Medan, ga mau lagi aq SMU 1 ato SMU 4." Hehehehheheehhehehe
Sahalah mah langsung bilang "Makanya kak hati-hati!"
Aku sendiri gak da yang kabarin, keluarga ku takut aku napa-napa. Iya sih level sensifitasku sangat berlebihan. Tapi, sabtu pagi tuh aku mimpiin Insah. Then, pagi itu juga aku telepon dan cerita-cerita dech.
What I wanna say now "Thx God for e'thing we have... a great n funny family... and 4 ur way in my familly.. n 4 all also"
Tapi sebelum aku cerita tentang itu, sebaiknya aku jelaskan dulu soal ciri khas anggota keluargaku.
Papaku, penganut paham 'tujuh kali tujuh sama dengan empat puluh sembilan, setuju tidak setuju pokoknya penampilan'
Mamaku, orangnya suka khawatiran dan sensitif.
Aku, sifatnya mirip dengan mama.
Insah, tomboy abis dulunya. Kaum pria takluk semua neh, tapi sekarang lagi menjalani program feminim. Hehehhe
Monang, apapun yang terjadi, buat jadi humor.
Ayu, tomboy abis. Sudah berapa cowok yang kena hajar ma dia, ampe matanya temen cowok sekelasnya berdarah juga pernah. Sering nonjok cowok neh klo diganggu.
Sahala, mirip banget ma Papaku. Copy-paste-nya Papa neh.
---------------------
Rumah kami yang dimedan tu di tempatin Insah, kebetulan dia kuliah di Medan, dan dia tinggal sendiri. Berani kan?? Hehehheeh. Rumah-rumah disana rapat banget, kecuali rumah kami yang kebetulan punya sisa tanah untuk bangun rumah 1 lagi, ga da duit jadi satu dlu yang dibangun. Hehehehehe.
Kejadian neh menimpa adikku Insah, jam 04.55 alarm berbunyi membangunkannya. Cuci muka dulu sebelum saat teduh. Tapi di kaca dinding ruang tengah, yang bisa melihat semua aktivitas di dapur, ada orang lalulalang. Lagi on-off lampu dapur terus. Sifat wanita perkasa Insah keluar, langsung bangun dan menghadapi tu orang, "Hei kamu, ngapain masuk kerumah orang sembarangan, ga sopan!"
Orang tersebut, yang ternyata maling, menarik tangan Insah dan menghudus parang ke perutnya dan mengancam "Awas kalau berteriak, saya bunuh kamu!!!"
Spontan saja, keperkasaan Insah ciut, dia diam dan ditarik maling tu ke kamar. Parang sudah pindah letak, sekarang ke leher Insah, dan sambil mengucapkan "Awas kalau berteriak, teman saya bentar lagi datang!!!"
Mata maling menyapu semua ruangan, mencari barang berharga, tapi ternyata ga ada. Di rumah hanya da perlengkapan rumah TV, kulkas, lemari, tempat tidur, kompor, dll.
Malingnya lihat HP di tangan Insah. Dan berusaha meraih HP yang ditangannya, tapi Insah terus bertahan "Gak.. Gak mau...."
(Berani banget emang tu anak, bertekak ma maling, di kamar lagi, subuh lagi)
Si maling kalap, tangan Insah disayat........ Insah tetap ga mau kasih HP. Pisau pindah lagi ke leher. Dan tetep ngancam untuk tidak berteriak.. leher Insah disayat.
Dengan spontan Insah bilang "Tuhan Yesus tolong aku... tolong aku".
Si maling lepasin tangannya.
Beberapa saat kemudian, dia kembali megangin tangan Insah, dan kali ini menyayat dada Insah, dekat 'pernapasan' wanita. Sambil mencekek Insah.
Insah meronta-ronta, dan bilang "Tuhan Yesus tolong... tolong insah.. Tuhan Yesus tolong..."
Maling kaget dan mundur beberapa langkah, sadar udah kesiangan juga kali.
Insah langsung teriak, "Toloooongg... Tollooonngg... Maling.... Tolong....."
Si maling lari lewat pintu dapur/belakang yang berhasil dia buka sebelumnya.
Insah lari ke ruang depan, sambil teriak-teriak. Para tetangga sudah pada datang ke pintu depan rumah, melihat Insah penuh darah, segera mengejar maling itu ke belakang rumah, tapi ga nemu.
Insah masih berusaha kuat, dipeluk ma Ibu-ibu disana.
Tulang aku, kebetulan dinas di kantor Pajak Medan, datang udah jam 8-an. Waktu tulang datang, Insah pingsan dan segera dibawa ke rumah sakit.
Leher dan lengannya hanya diperban. Tapi untuk dada, sepertinya harus dihetting (istilah medan neh), tapi karena Insah menggeleng-geleng terus, akhirnya lukanya dikasih perekat kulit.
Awesome God.
Aku ga tau Papaku sengaja atau enggak, semua pintu keluar dari rumah susah banget dibuka. Jadi menurutku pencuri tu kesiangan, buka pintunya kelamaan. Setelah berhasil lubangin pintu untuk bisa buka pintu dengan normal, malingnya tetep kesulitan buka pintunya, Abis, ntah pa yang buat, pintunya emang susah banget dibuka. Linggis dan parang Pencurinya masih ketinggalan di rumah. Tapi ga bisa lagi cek sidik jari-nya, biasa massa langsung megang linggis dan parang jadinya ga karuan dech.
Dan bodohnya si maling lagi, sang maling ga pakai topeng. Otomatis Insah bisa nyebutin ciri-cirinya dan terlebih lagi Insah bilang "Pernah kog kami ketemu disekitar si malingkar ini, tapi aku udah lupa dimana"
Tulang aku yang kebetulan ada angkatan gitu, marah besar. Langsung nemuin preman-preman simalingkar. Karena dulu kawasan simalingkar itu daerah operasinya. Marah besar Tulang tuh. Heheheh.
---------------------------------
Nah sampai disitu dulu cerita seramnya.....
Cerita lucunya adalah...
Pagi itu waktu di RS, tulangku nelpon Papa n Mama, ceritain masalah itu.
Papa n Mamaku bersiap-siap berangkat ke Medan dari Aek Nabara - Rantau Parapat.
Mamaku udah beresin semua pakayan ke dalam kopor. Dan udah siap-siap mau berangkat. Tapi Papaku buka kopor lagi, memeriksa semua baju Papa yang disiapin Mamaku.
Dan mulailah Papa bereaksi
"Ahhhh.... ga metching baju ma celananya ini. Ganti jangan yang ini...."
"Ahhhh.... harus pake celana pendek biar metching ini...."
"Ahhhh.... bawa yang ini aja, biar ga digigit nyamuk"
Nah loch!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Dengan muka yang udah sangat khawatir ma Insah, Mama tetep nyiapin semua hal yang Papa bilang, baju-baju yang meching, celana pendek yang meching, dan kaos biar ga digigit nyamuk (padahal sama pun, alasan Papa aja kq itu... hehehhehhe)
Baru dech berangkat ke Medan.
Di Medan, Tulang aku ledekin Papaku "Jadi lae, molo ni pakke kaos on ndang haratan ni rongit be ake??"
"I do lae" kata Papaku tampa dosa...
Wkahkhakahhahahhahahhahka....
Monang, adalah rekan terdekat Insah di keluargaku. Sampai SLTP sekalipun mereka masih mandi bareng. ckckckckckcck.
Malamnya, Jumat itu, Monang di telepon. Reaksinya, bukan prihatin malah ketawa terkakak-kakak... "Wkahkahahahk.. da tambah ceritaku tetang kakak ke bereku"
Spontan Insah, diam dan ketakutan, soalnya Insah memilihi record 'kejahatan' masa kecil yang suram dan jadi bahan ledekan satu keluarga. Wkahhahahhahahhahahahhahah
Ayu meski tomboy dan sudah banyak cowok yang jadi korban tonjokannya, tetep ga kukuh denger nama perampok ato maling "Kak, kalau kayak gitunya.. Gak mau lagi aku SMU di Medan, ga mau lagi aq SMU 1 ato SMU 4." Hehehehheheehhehehe
Sahalah mah langsung bilang "Makanya kak hati-hati!"
Aku sendiri gak da yang kabarin, keluarga ku takut aku napa-napa. Iya sih level sensifitasku sangat berlebihan. Tapi, sabtu pagi tuh aku mimpiin Insah. Then, pagi itu juga aku telepon dan cerita-cerita dech.
What I wanna say now "Thx God for e'thing we have... a great n funny family... and 4 ur way in my familly.. n 4 all also"
3 comments:
seremnyyaaaa.. Praise Go kalo adekmu baik2 aja sis.
Take carelah bilang disana ya..
GB ur family sist.. :)
Klo kejadian gitu ma ade ak..
wah udah ga ada cerita ketawa2 lagi.. yg jelas malingnya harus mati!!
@Glory
Iyah sista segera disampayin
@Njo
Kq gitu sih Njo...
Kan kita harus maafin orang yang bersalah ma kita..................
Untung Insah ga adek kamu yah!!!
HEhehehhehe..
Peace dech Njo
Post a Comment