Thursday, February 2, 2012

Full Stop

Emosi tingkat tinggi

Sebelnya juga tingkat tinggi

So, What now? And What next?

Disatu titik ku berhenti sejenak.

Terkadang terlalu sering mengharapkan sesuatu yang berlebihan tentang orang lain. Bukan merupakan standar sebenarnya tapi lebih mengenai seharusnya tidak begitu tapi begini (*tiba-tiba ingat lagu anang :P).

Adalah lebih baik sepertinya menyingkapi kesalahan teman/keluarga kita itu sebagai sebuah kelemahannya yang masih belum bisa ia rubah untuk saat ini, ketimbang menghakimi dia sebagai 'kesalahan' atau seseorang 'kurang ajar/asam/kerjaan' atau 'sombong' atau 'songong' atau 'katrok' atau 'kuno' atau 'udik' dst. Gimana mau bisa mengubahnya jika hati kita terus menerus menghakimi dia.

Masih ingat beberapa waktu yang lalu, seseorang mengingatkan ajaran kasih kepada orang kedua yang dirasa kelakuannya keterlaluan, tapi kata-katanya begitu menghakimi, beliau masih asyik berbicara atas nama Tuhan dan kasih. Disatu sisi aku bertanya, kasihkah itu? Karna setauku kasih itu merangkul bukan menghakimi.

Berlapang dada lah, dunia terlalu sempit jika harus dinilai hanya dari sebatas sudut pandang satu orang saja. :). Apalagi pakai konspirasi 'nyuntik' idealisme orang. :D :D :D