Thursday, November 27, 2008

Game of Love


Terkadang aku merasa aneh, tiap kali ketemu ato diawal komunikasi ku dengan teman-teman lama pasti hal pertama yang tak akan mereka lupakan untuk menanyakanku "Siapa sekarang abang kita itu?" Kadang aku merasa aneh. Topik itu tak pernah absen dari setiap pembicaraan awal, dengan teman-teman lama.

Tak jarang pula aku mendengar kisah mereka 'about what is love'.
Ada satu kisah dari seorang teman, yang terpaksa harus diakhiri karena masalah kecil dan sepele. Sebuah kisah yang panjang.

Bagi sang wanita, sahabatnya adalah orang terdekat yang dikasihi, kekasihnya adalah sumber inspirasi utama. Dan kenyataannya sahabatnya pernah menaruh hati kepada kekasihnya. Ketika sahabatnya jujur, sang wanita tidak menyalahkannya karena baginya "TAK ADA ASAP JIKA TAK ADA API". Dia coba bertanya kepada kekasihnya dan terjadilah pertengkaran yang mengakhiri segalanya. Sang wanita hanya menginginkan kekasihnya berubah tapi ditanggapi berbeda.

Bagi sang pria, semua hal yang diutarakan wanita itu adalah simbol ketidak percayaan dan menuduh kalau dia selingkuh.

Wew.... aku sendiri yang menilik masalah ini bingung sendiri. But it's better this way. Kadang kala kesenyapan itu memberikan waktu buat masing-masing pihak untuk merenung dan tidak mengulang kesalahan yang sama untuk his/her next relationship. Mungkin pertengkaran itu masih menyisakan sesuatu hal yang tetep mengganjal dihati dan belum seutuhnya selesai, tapi semoga saja apapun yang ada dihati secepatnya bisa diutarakan.

Jadi ingat sebuah perhataan yang pernah aku baca disalah satu renungan harian... perkataannya kira-kira seperti yang ada digambar diatas.

Buat aku secara pribadi sih..... Kita adalah seorang murit yang gak pernah berhenti belajar, belajar dari fakta hidup yang kita terima setiap harinya........

Tuesday, November 18, 2008

Karakter

Jadilah yang terbaik

"Setiap hari jadikan hari ini lebih baik dari hari kemaren. Jadilah yang terbaik dan berikan yang terbaik maka semua orang akan bahagia karenamu."

Saat aku bangun itulah kalimat pertama yang ada ditelingaku, hampir setiap hari, sehingga tak ada alasan buatku untuk tidak melakukan yang terbaik untuk hari ini. Yah, hari ini harus lebih baik dari hari kemaren. Seperti sebuah perkataan dari orang tuaku beberapa waktu yang lalu dalam khotbahnya "Anda tidak dapat mengubah apa yang sudah terjadi kemaren, anda juga tak dapat memilih hal terbaik apa yang akan terjadi esok karena itu bukan otoritas anda, itu adalah otoritas Dia, jadi hiduplah hari ini dan berikan terbaik dari dalam dirimu hari ini karena hari ini menentukan apa yang akan terjadi dan anda peroleh pada esok hari."

Bener banget. Jadi ketika pernyataan "If tomorrow never come, what should u do today?" diberikan kepada kita, kita mampu meminimalisasi keinginan-keinginan yang belum tercapai. Bahkan dengan ucapan syukur, tentunya kita akan bilang "I life today, and I'll do my best e'day"... Hehehehehehehee. Dan akhirnya aku juga menyadari bahwa "Kesempatan itu tidak datang hanya sekali, kesempatan itu datang berkali-kali".

Semua hal yang telah ku dengar menyadarkan aku bahwa "Hari ini harus lebih baik dari kemaren karena aku hidup hari ini dan terlebih untuk hari esokku"

Monday, November 17, 2008

Don't give up

A sweet senstense... tu yang aku denger sore ini...

denger lagu ini.. apalagi saat nyanyiin khusus bagian "don't give up"

jadi ingat beberapa orang yang beberapa hari ini curhat ma aku. So don't give up yah!!!

Leon Jackson - Don’t Give Up

You feel afraid
And you’re lying in your bed
Can’t face the day Someone like you
You should be proud
You are beautiful
It hurts to hear you say That you’re not willing to fight anymore
You used to kill me with your smile So baby
Don’t give up on love
Run to me and i will lead you out of danger
Don’t let me hear you say that you’re not good enough
Let me hold you in my arms
Let me be the one you trust
Don’t give up on love You need a friend
Someone who cares
He was a fool to let you go
But some things have to end
Please be strong
Hold your head up high
I just wanna see your eyes light up again And we can sit
And we can talk and talk and talk
Empty all your fears you have inside So baby
Don’t give up on love
run to me and i will lead u out of danger
don’t lemme hear you say that you’re not good enough
Let me hold you in my arms
Let me be the one you trust Don’t be afraid to call me
Whats the use in being lonely
You’ve got to get back your happy heart So baby
Don’t give up on love
Run to me and i will lead you out of danger
Don’t let me hear you say that you’re not good enough
Let me hold you in my arms
Let me be the one you trust Don’t give up on love

Tuesday, November 4, 2008

Semua Akan Baik-baik Saja!

Buat mereka yang sedang berbeban berat yakinlah "Semua akan baik-baik saya".
Tadi ada seseorang yang curhat sma aku. Hehehheehehehe.... Moga ini menolong mu untuk mengerti apa yang kamu alami, karna bacaan dari salah satu situs kristen ini juga sangat memberkatiku.

Apakah Anda sadar bahwa Tuhan ingin melakukan barter dengan Anda? Dia mempunyai penawaran yang sangat menarik setiap hari, dan hanya beberapa saja dari kita yang menerima penawaranNya itu. Dia ingin Anda memberikan semua masalah, kekuatiran, dan kegagalan Anda. Sebagai gantinya, Dia akan memberikan Anda damai sejahtera dan sukacita. Di atas semuanya itu, Dia berjanji untuk melindungi dan memelihara Anda.

Tuhan benar-benar ingin memelihara kita, tapi agar itu dapat terjadi, kita harus berhenti mencoba menangani semua hal dalam hidup kita dan menguatirkan setiap hal yang berada di luar kendali kita. Banyak orang ingin merasakan pemeliharaan Tuhan atas hidup mereka, tapi mereka terus kuatir atau terus berusaha menemukan jawaban mereka sendiri, daripada menunggu arahan Tuhan. Mereka berputar-putar dalam kekuatiran mereka sendiri, bertanya-tanya mengapa Tuhan tidak memberi mereka damai sejahtera. Tuhan akan memberi kita damai sejahtera, tapi hanya setelah kita menyerahkan kekuatiran kita kepadaNya.

Kita menyerahkan kekuatiran kita kepadaNya dengan percaya bahwa Dia bisa dan akan memelihara kita. Dengan mempercayai Tuhan, kita akan bisa beristirahat di dalam Dia, dengan menyadari Dia memegang kendali atas semua situasi. Kekuatiran adalah lawan dari percaya. Kekuatiran mencuri damai sejahtera kita, membebani kita, dan bahkan bisa membuat kita sakit. Jika kita kuatir, itu berarti kita tidak sepenuhnya percaya dan kita tidak akan bisa mengalami damai sejahteraNya.

Bukankah itu barter yang sangat menguntungkan? Kita menyerahkan kekuatiran kita, dan Dia memberi kita damai sejahtera. Kita menyerahkan kecemasan kita, dan Dia memberikan perlindungan, stabilitas, dan sukacita. Itulah hal istimewa dari pemeliharaanNya. Karena Dia peduli pada kita, Dia ingin kita hidup dalam damai sejahtera dan tidak terbelit dalam jeratan kekuatiran. Dia mempunyai banyak jalan untuk memimpin kita kepada damai sejahtera jika kita cukup peka untuk merasakan dan meresponi arahanNya.

Bayangkan Anda sedang mengemudi di jalan. Di sepanjang jalan ada tanda-tanda lalu lintas yang memberikan arahan atau peringatan. Jika Anda memperhatikan tanda-tanda itu dan mengikuti instruksinya, Anda akan sampai kepada tujuan Anda dengan selamat. Dengan cara yang serupa, dalam jalan kehidupan ada tanda-tanda spiritual di sepanjang jalannya. Agar Anda tetap berada dalam perlindungan Tuhan, Anda harus menaati tanda-tanda yang menyuruh Anda untuk mempercayaiNya dan tidak kuatir. Jangan takut, bersikaplah berani. Jika Anda memperhatikan tanda-tanda ini, Anda akan merasa mudah saja untuk tetap berjalan di jalur yang benar. Anda akan mengalami perlindungan, damai sejahtera, dan sukacita yang hanya dapat diberikan oleh Tuhan.

Tapi jika Anda gagal untuk menangkap tanda-tanda itu, Anda mungkin merasa jalan yang Anda lalui lebih berbatu-batu daripada biasanya, dan Anda tidak begitu yakin lagi pada kemampuan Anda seperti sebelumnya. Anda mungkin menjadi kuatir akan hal-hal yang belum Anda ketahui yang menunggu Anda di pojok jalan, dan bahkan mungkin Anda berbelok dari jalan itu. Kekuatiran itu seperti memakai mantel tebal di hari yang panas. Itu membebani Anda dan membuat Anda sulit bergerak.

Anda dan saya tidak perlu kuatir tentang hari esok saat kita mempunyai semua hal yang bisa kita tangani hari ini. Bahkan walaupun kita berhasil menyelesaikan permasalahan hari ini, kita akan menghadapi lebih banyak lagi permasalahan besok, dan lebih lagi di hari berikutnya. Mengapa menghabiskan waktu dengan kuatir jika itu tidak akan menyelesaikan masalah apapun? Mengapa kuatir tentang hari kemarin, yang sudah berlalu, atau tentang hari esok, yang belum tiba? Barterlah kekuatiran Anda dengan damai sejahtera Tuhan. Ingatlah, semua akan baik-baik saja. (www.jawaban.com)


Sebuah Pengakuan Jujur

"Time doesn't wait. If you think you might have found the right one, treasure the person, don't let the persone get away. Don't let fear hold you back. Give it a try else you might regret later...

No one other ourselves know what can truely make us happy"

Nice banget bukan pernyataan itu. Jika kesempatan seperti itu datang sekali lagi, sepertinya aku akan selalu ingat pernyataan ini dan tidak akan membiarkan kesempatan itu pergi untuk kesekian kalinya. :)

Pengakuan yang jujur akan keinginan yang mendalam tidak mengindikasikan kurangnya rasa percaya diri atau lemah. Sepertinya diam dalam penderitaan itu lebih mulia, hidup dalam kepura-puraan itu lebih "rohani", dan tersenyum di balik rasa sakit itu lebih "benar". Tersenyum walaupun merasa sakit. Memberi, mengasihi, dan melayani. Tapi bersikap jujur akan lebih baik lagi.

Pernah suatu kali aku membaca disebuah situs kristen pernyataan berikut:

"
Kita diijinkan untuk mengakui rasa sakit dan kesedihan yang kita rasakan, sama seperti Daud saat dia menangis dan berkata, "Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku?" (Mazmur 13:1). Tuhan tidak menyembunyikan wajahNya, kita tahu ini. Sebagai anak-anakNya, sebagai gerejaNya, yang dibeli dengan harga anakNya, kita adalah hartaNya yang berharga. Dia selalu memperhatikan kebutuhan kita dan ada kekosongan yang paling baik diekspresikan melalui ungkapan yang jujur kepada Satu-satunya yang paling perduli.

...

Kita perlu mengakui kebutuhan kita, keinginan kita, dan mengakhiri doa kita sama seperti Daud yang berkata, "Tetapi aku, kepada kasih setiaMu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatanMu. Aku mau menyanyi untuk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku." (Mazmur 13:6).

"

Sebagai manusia, kita juga harus jujur bukan? Kita bukan orang-orang yang sudah kebal terhadap rasa sakit dan kesedihan, keinginan dan harapan, dan kita harus belajar untuk tidak berpura-pura. Kadangkala, ketidakmampuan untuk mengakui di bagian mana kita merasa sakit, lebih bermasalah daripada rasa sakit itu sendiri.


Aku juga pernah membaca sebuah pengakuan seseorang tentang rasa sunyi dan sepi yang dirasakannya. Dia percaya hanya JC satu-satunya yang peduli. Dia membayangkan jika dia terlibat sebuah percakapan denganNya.

Beginilah isi percakapan mereka dalam hayalannya :

"

Tuhan : "Ada masalah apa?"
Saya : "Aku kesepian!"
Tuhan : "Aku tahu. Apakah kamu tidak berpikir Aku mengetahuinya?"
Saya : "Ya Tuhan..."
Tuhan : "Lalu apa masalahnya?"
Saya : "Aku kesepian..."
Tuhan : "Apa yang kamu inginkan?"
Saya : (berusaha untuk sejujur mungkin)"Aku menginginkan apa yang Kau inginkan Tuhan..."
Tuhan : "Kamu sudah mendapatkannya."
Saya : "...."
Tuhan : "Sesuatu masih mengganggumu. Apa itu?"
Saya : "Aku sendirian."
Tuhan : "Kenapa itu menjadi masalah?"
Saya : "Aku tidak bahagia."
Tuhan : "Kenapa tidak?"
Saya : "Aku tidak mau sendirian."
Tuhan : "Kamu bilang kamu menginginkan apa yang Aku inginkan."
Saya : "Ya Tuhan..."
Tuhan : "Maka kamu mendapatkannya."
Saya : "...."
Tuhan : "Bukankah itu yang kamu inginkan?"
Saya : (akhirnya, benar-benar jujur) "Tidak Tuhan."
Tuhan : "Jadi kamu tidak menginginkan apa yang Aku inginkan?"
Saya : "Aku mau, tapi aku juga ingin menikah. Aku juga mau apa yang kuinginkan."
Tuhan : "Masalahnya bukan pada keinginanmu untuk menikah. Itu adalah keinginan yang baik. Masalahnya adalah kamu mengharapkan Aku seharusnya memberikan apa yang kamu inginkan pada saat kamu menginginkannya dan dengan cara yang kamu inginkan. Jika tidak seekor burung pipitpun jatuh tanpa sepengetahuanKu, jika Aku mendandani bunga bakung sedemikian indahnya, jika Aku mendandani rumput di ladang yang besok sudah lenyap, apakah kamu membayangkan Aku bisa melupakanmu? Aku tidak melupakanmu... Jangan kuatir..."
Tuhan : "Kamu masih menyimpan masalah... kenapa?"
Saya : "Aku hanya kesepian..."
Tuhan : (dengan lembut) "Aku tahu..."

Hati kita menemukan tempat yang nyaman dalam kesunyian. Dia tahu dan pengakuan saya akan rasa kesepian tidak menggangguNya. Dia tahu dan Dia peduli.

"

Jadi ingat lagu Kidung Jemaat, "Burung Pipit yang Kecil". Dari dulu aku seneng banget dengan lagu tu, dan diyakinkan kalau Dia selalu peduli lewat lagu itu. Kekanak-kanakan yah? Emang sih tu lagu waktu sekolah minggu, beginilah kira-kira liriknya

KJ. 385 BURUNG PIPIT YANG KECIL

1. Burung pipit yang kecil dikasihi Tuhan.
Terlebih diriku dikasihi Tuhan.
2. Bunga bakung di padang diberi keindahan.
Terlebih diriku, dikasihi Tuhan.
3. Burung yang besar, kecil, bunga indah warnannya,
satu tak terlupa, oleh Penciptanya.

Jadi tak ada salahnya bukan berkata jujur meskipun kita tahu Tuhan pasti memberikan yang terbaik. Soalnya dulu pernah disebuah ibadah, pendetanya bilang : "Ada seorang ayah yang sangat menyayangi anakNya. Sepatu anaknya sudah seharusnya diganti, sepatu anaknya rusak. Sang ayah tahu akan hal itu. Tapi karna sang anak tak pernah menyampaikannya, sang ayah berpikir kalau sepatu itu masih layak bagi sang anak dan menunggu hingga sepatu itu tak layak digunakan lagi. Nah, sebagai anak apa salahnya jika kita minta kepada ayah?"
Hal itu selalu mengingatkanku untuk selalu jujur padaNya akan apa yang kuinginkan dan butuhkan.

Napa aku, kamu, atau kita harus takut jujur?