Thursday, February 21, 2013

Persiapan Pernikahan (1)


Pernikahan buat sebagian orang adalah hal yang sangat menghebohkan. Buatku juga adalah hal yang menghebohkan. Tapi membuat stress juga. :)

Sama seperti teman-temanku yang lain hatilah yang terutama yang harus disiapkan. Kesiapan hati.

September 2012, aku bertekat menjadi semester terakhir kuliah megister ku. Mungkin karena sedari kecil bapa ku selalu menanamkan prinsip kalau orang lain atau teman-temanku bisa kenapa aku ga bisa. Yah, aku sangat bertekat menyelesaikan studi ku tiga semester. Disamping itu, cape bener rasanya ke kampus dan ke kampus lagi yang jauhnya ajubileh. Dan alasan berikutnya, sayang banget booooo 14jt harus kebuang lagi. Hehehheh, hitung-hitungan cewek banget kalau alasan terakhir. :)

Dan awalnya semua berjalan lancar. :)

Hingga pertengkaran kecil dengan Arthur mulai muncul.

Proposal thesis sudah disetujui pembimbing. Aku sudah sangat rajin menodong orang direktorat TI untuk mengumpulkan data. Hingga pada akhirnya Arthur ngotot 'Selesain semester depan aja, kita kan mau merit'. Dan aku dengan sangat ngototnya mengabaikannya. :)

Ada tiga kali pertengkaran hebat kami.

Pertama, bimbingan proposal. Aku anaknya suka kagetan, melihat mata yang melotot (padahal mataku sendiri sebenarnya melotot) dan suara keras, aku bisa lemas syok. :). Nah waktu dikasih pencerahan oleh pembimbing dengan style begitu, otomatis lemes dan syok. Waktu Arthur jemput, dia kaget aku diam aja di mobil sambil hampir nitikin air mata. Tiba di kosanku, dia tanya aku kenapa, aku jawab jujur. Dan kena ceramah panjang lebar dari dia lagi 'semester depan aja blablablabla'. Aku ga bisa terima, aku keluar mobil tampa memperhatikan tempatku berpijak, dan Oh Tuhan aku jatuh masuk got depan kosan. :(. Aku berusaha tegar, cuekin semua orang, langsung berdiri tegak, buka gerbang kosan, dan masuk kosan... cuekin Arthur juga. Di kosan aku nangis lagi, kali ini bingung nangis karna bimbingan atau nangis karena kesakitan atau nangis karena malu. hehehhehehehehe

Kedua, pengumpulan proposal. Aku kebetulan lagi demam, tapi aku tetap ke kampus minta tanda tangan pembimbing dan nyerahin proposal, tapi mungkin karena aku juga sudah gak bener lagi kepalanya masih ada yang harus diperbaiki meski sudah dapat tanda tangan. Waktu Arthur datang jemput dan dia lihat aku, dia diam aja, antara sadar dan tidak sadar aku mulai muntah-muntah (pertanda demamku akan segera turun). Beberapa jam kemudian setelah demam ku turun baru dech kena cecar hebat dari Arthur 'ngapain paksain ke kampus blablablablabla...' 'kan sudah dibilangin semester depan aja blablablabla'

Ketiga, bimbingan terakhirku di semester kemaren. Kebetulan Arthur baru pindah kerja dan menuntut konsentrasi penuh. Dengan jadwal jemput aku pulang kuliah.. ngantar ke kosan.... terus pulang ke kosan dia lagi. Aku kost di Jakarta Barat, dia kost di Jakarta Selatan, dan aku kuliah di Jakarta Pusat. Itulah jarak yang harus ditempuh setelah jam 10 malam setiap hari senin-kamis. Berhubung aku selalu cuekin semua kata 'semester depan', aku lanjut bimbingan yang kemudian berakhir di selesai bimbingan jam 11 atau hampir jam 12 malam. Suatu kali setelah bimbingan Arthur ceramahin aku dijalan, cecar dengan kata-kata panjang lebar 'Kan udah dibilang semester depan aja? Kamu serius ga sih mau nikah? Aku jg cape tiap hari gini-gini terus. Blablablabla'

Berat sekali rasanya aku harus menyerah. Disatu sisi dia benar juga, dia butuh konsentrasi penuh dalam pekerjaan saat ini. Orang yang akan fokus mengurus semua kebutuhan pernikahan itu nantinya hanyalah aku. Aku menelepon mamaku menceritakan ke gundahanku, tak puas dengan jawabannya aku nelpon bapa lagi, mereka menertawai ku 'Loh, kami juga taunya kau 2 tahun boru ambil S2nya bukan 1,5 tahun. Janganlah dipaksakan kalau membuatmu jadi stress gini.'

17 November 2012 di Batam, setelah kesepakatan kedua belah pihak orang tua dan sudah menentukan tanggal serta lokasi pernikahan, hari itu juga aku nyerah tidak akan melanjutkan Thesisku semester ini dengan air mata, meski aku sedikit malu memandang pempimbingku. :)

Memang benar saja, setelah aku melihat lagi ke belakang. Aku jadi sensitif, suka marah, dan memandang semua negatif karena semua persiapan pernikahan, thesis, kuliah, dan ngajar. Mama dan adikku sering jadi korban, Arthur juga.

Diawali dengan memperiapkan hati mana yang prioritas. Dan mana yang lebih baik. Dan semua harus dipilih serta dijalani dengan pikiran tenang dan damai, ku mulai semua perisapanku.

Wednesday, February 20, 2013

Forever start today


'Forever start today'.... itulah yang kunyatakan di hatiku ketika ku melangkah menuju tempat duduk pengantin di gereja HKBP Marturia Batam, 9 Februari 2013.

Hampir dua tahun perjalanan pacaran dilalui, terus bertumbuh dan saling menyesuaikan. Dan kini proses bertumbuh, menyesuaikan itu terus dilanjutkan ditambah terus menopang dalam kasih.

Ketika dulu mungkin, dimasa muda pernah menyatakan 'I love you forever', kini rasanya semua berbeda. :). Seperti kata orang batak, hutinggal hon nama sude haposoon i, sai hot ma di hatua on. :)

Airmataku hampir jatuh, ketika melangkah waktu itu. Kakiku gemetaran, lemas, tidak kuat rasanya. Arthur memegang erat tanganku melangkah memasuki gereja diiringin lagu Don Moen - Our Father.
Dia tau benar aku akan menangis. Meski berkali-kali mama, bapa, dan semua adikku memperingatkanku malam sebelumnya 'BESOK JANGAN NANGIS', bahkan mama nugasin Insah 'Sah, buat nanti lucu wajahmu biar ketawa kak Sonya kalau dia mau nangis'.

Terkadang memang kita harus bertemu dengan banyak orang yang tidak tepat, hingga kita tau siapa yang tepat buat kita. Ketika seseorang hilang atau pergi dari hidup kita sudah pasti dia bukanlah orang yang diperuntukkan buat kita. Jangan pernah menyianyiakan orang yang sekarang ada bersama kita. :)

Sebelum pernikahan, aku secara khusus meminta bapa untuk meminta rekannya melakukan bimbingan pra nikah untuk ku dan Arthur. Kenapa? Karena biasanya anak-anak perantauan seperti ku katanya tidak diberikan bimbingan pra nikah, tapi aku tetep membulatkan tekat harus menerima bimbingan pra nikah agar aku benar-benar memahami kehidupan keluarga Kristen itu bagaimana. Meski sedikit rempong dengan jam kerja dan macet Jakarta.

Bimbingan pra nikah pertama diberikan oleh amang Pdt. Ramlan Hutahaean. :). Beliau adalah orang yang 'patuppolhon' atau memberikan pemberkatan tunangan kepada kami berdua. Beliau adalah sahabat bapa waktu sekolah dulu, kenakalan merokok amang ini diajarkan khusus oleh bapa. hehehhe :). Mungkin karena dulu tahun-tahun pertamaku di Jakarta pernah ketemu dan sering sms-an dengan beliau (waktu itu beliau melayani di HKBP Suprapto) , bimbingan pra nikah lebih santai saja. Lebih mengingatkan saja apa yang perlu kami pahami.
Aku masih ingat beberapa hal yang penting yang suka salah ku pahami selama ini.
Apakah seseorang itu dinyatakan bermasalah jika dia memiliki record mantan yang banyak? Tidak, itu normal. Sebelum seseorang berumah tangga, dia harus melalui tiga tahapan penting dalam hidupnya :
1. Mencari, disinilah orang sering kelip-kelipan mata, suit-suitin cewek/cowok dan memiliki banyak sekali teman.
2. Memilih, pada tahapan ini orang sudah mulai pacaran, gak cocok putus, pacaran dengan yang lain lagi, putus lagi.
3. Memutuskan, pada tahapan ini dari orang yang kita pilih tadi kita memutuskan satu orang menjadi pendamping hidup kita.
Amang itu bertanya, Arthur kenapa si Sonya ini disebut perempuan? Dan Sonya kenapa si Arthur ini disebut laki-laki? Jawaban singkat dari kita adalah, karena di pelajaran biologi disebut demikian. :). Amang itu menjelaskan kalau perempuan dan laki-laki itu bukan hanya sebatas jenis kelamin, kenapa Tuhan menjadikan kita berpasang-pasangan karena Arthur akan melihat dirinya dalam diri Sonya dan Sonya akan melihat dirinya dalam diri Arthur. :)
Bagaimana relasi hukum taurat kelima (hormatilah ayah dan ibumu supaya lanjut umurmu ditanah  yang diberikan Tuhan kepadamu) dengan Kejadian 2:24 (sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging), mana yang harus dipilih dan dijadikan yang terutama? Karena jika tidak menghormati orang tua atau tidak menuruti semua perkataan orang tua bahkan setelah menikah sudah melanggar hukum taurat ke lima; atau sebaliknya jika sangat menuruti dan menghormati orang tua dan mengabaikan pasangan sudah melanggar perintah Tuhan di Kejadian 2:24. :)
Pertanyaan ini pernah ditanyakan dosen PPKn di kuliah diploma ku dulu, meski aku tetep merasa beliau membandingkan dua hal yang berbeda, tapi yang namanya dosen waktu itu harus dibenarkan apa yang menjadi pernyataannya. :)
Amang itu menjelaskan, Arthur wujud kau menghormati mama dan mencintai mama serta sangat menghargainya adalah dengan menghormati, mencintai dan menghargai istrimu yaitu Sonya kelak. Sonya wujud kau patuh sama semua perkataan bapa, menghormati serta mencintai bapa adalah dengan mematuhi, mencintai dan menghormati suamimu yaitu Arthur kelak. Arthur bukan mama lagi tempatmu bertanya nanti, harus si Sonya. Sonya bukan bapa lagi tempatmu bertukar pikiran kelak tapi si Arthur.
Pada saat itu hati ku bergetar, One Step Closer. Tak ada lagi langsung pencet nomor telepon mama atau bapa kalau lagi kesal atau mumet. Tak ada lagi bapa ku, papaku, mama ku tapi bapa kita... papa kita... serta mama kita. :)
Amang itu juga menjelaskan ada hal yang harus kalian berdua saja yang tahu. Ada banyak hal yang harus kalian diskusikan berdua dulu baru berbicara ke orang lain. Banyak hal yang lebih baik kalian simpan berdua saja. Semua hal itu harus dibicarakan, mending menerima kejujuran yang pahit dan menyakitkan daripada membahas kebohongan yang manis tapi mencelakakan.:)
Pesan terakhir amang itu adalah ingat berdiakonia. Jangan berpikir setiap duit yang ke gereja itu untuk pendeta, sambil melirikku :) mungkin amang itu mengerti juga kegundahan ku selama ini orang memandang kecil pekerjaan bapa ku. Gereja melalui kategori diakonia-nya tau jemaat mana yang sangat membutuhkan pertolongan atau tempat-tempat mana yang butuh uluran tangan. Bahkan banyak pelayan-pelayan gereja yang hidup berkekurangan. Semua orang yang berdiakonia melalui gereja baik dalam bentuk sumbangan materi maupun tenaga, akan dikelola gereja dan disalurkan kepada orang yang sungguh-sungguh membutuhkannya.
Masih banyak lagi sebenarnya. :). Tapi bagi mereka yang akan melangsungkan pernihkan, ada baiknya menerima keseluruhan isinya ketika bimbingan pranikah. :)

Bimbingan pra nikah kedua diberikan oleh amang Pareses Pdt. David F. Sibuea di Batam sehari sebelum pernikahan kami. :)
Kalau bimbingan pra nikah yang pertama kami banyak diberikan ayat pendukung dari Alkitab, kali ini hanya berupa kesimpulan saja dari 10 pertemuan yang seharusnya kami ikuti.
Ada tiga hal yang sangat ditekankan amang Sibuea pada saat bimbingan. Ibarat pesawat, itulah langkah pernikahan itu.
Pertama,  pesawat dituntun oleh sinyal/arahan agar tetep berada di jalurnya. Arthur dan Sonya bertemu dan berada pada jalur yang tepat hingga saat ini hanya dengan campur tangan (arahan/sinyal) dari Tuhan.
Kedua, dibutuhkan landasan setiap pesawat untuk landing. Agar pesawat itu bisa landing dengan aman dan selamat dibutuhkan landasan yang kokoh, lintasan panjang, lintasan luas. Landasan itu adalah hatimu Arthur. Landasan itu adalah hatimu Sonya. Seberapa kokoh hatimu dalam menerima semua kelemahan pasanganmu, seberapa panjang sabar hatimu dalam menerima semua hal tentang pasanganmu, seberapa luas pengertian serta pemahamanmu untuk memahami pasanganmu. Ketika pesawat yang beratnya dalam hitungan ton landing, pernahkah kita melihat landasan langsung retak atau rusak? Ketika Arthur datang dalam hidup Sonya dan sebaliknya ketika Sonya datang dalam hidup Arthur, dengan semua pemikiran serta kehidupannya dan seluruh masalah hidup dan keluarganya seberapa kokoh, panjang dan luas hatimu? Apakah hatimu langsung retak dan berlubang dan hancur sehingga pesawat itu pun mengalami kehancuran?
Ketika, segitiga sama sisi pernikahan. Sama seperti segi tiga sama sisi itu yang memiliki garis diagonal yang akan membagi setiap sisi sama rata. Maka mulailah setiap hal dari porosnya hingga semuanya terlingkupi dan tidak ada yang berat sebelah.
Apa saja kah ini? Sepertinya bimbingan pranikah aja dulu kali yah biar tau seluruhnya. :)

Bimbingan yang singkat, masing-masing 2 jam lebih sedikit tapi mengubah cara berpikirku. :). Sehingga kata forever yang dulu pernah terucap berubah menjadi 'Forever Start Today' forever bertumbuh dan bertumbuh, dan ketika aku akan menerima berkat pernikahan dari Pareses Pdt. David F. Sibuea hati ku mantap.

Sebelum menerima berkat, lagu Warren Barfield ~ Love Is Not A Fight mengiringi langkah kami, Arthur dan aku, sebagai bentuk komitmen dan sungkem ke bapa mama serta papa mama. :). Haru dan hampir menangis, tetep saja harus terjadi. :).

Aku memujiMu Tuhan untuk setiap detik dalam hidupku mengenal banyak orang, hingga bertemu dengan Arthur.
Aku memujiMu Tuhan untuk orang tua yang penuh kasih mesra kepadaku, yang menjadi teladan dalam setiap aspek hidupku.
Aku memujimu Tuhan untuk keluarga baru ku. Berkati kami Tuhan