Monday, February 16, 2009

Hati-hati dengan Cinta Semu

http://www.kompas.com/read/xml/2009/02/15/15183551/hati-hatidengancintasemu

Jika biasanya Anda menyukai film-film komedi romantis yang dibintangi Kate Hudson atau Drew Barrymore, cobalah menonton film drama romantis Two Lovers. Usai menonton film ini, Anda akan lebih yakin mengenai cinta seperti apakah yang patut dikejar.

Film ini mengisahkan Leonard (Joaquin Phoenix) yang sedang patah hati, dan memutuskan untuk kembali apartemen orangtuanya di Brighton Beach. Orangtua Leonard lantas mengenalkannya pada Sandra (Vinessa Shaw), putri pemilik usaha dry cleaner yang berniat merekrut Leonard untuk menjalankan bisnisnya. Leonard segera menyukai Sandra yang manis dan penuh perhatian. Namun kemudian Leonard bertemu dengan Michelle (Gwyneth Paltrow), wanita glamor dan misterius yang sedang menjalin hubungan dengan seorang pria beristri (Elias Koteas). Leonard segera terpikat pada Michelle yang tidak mudah ditaklukkan.

Anda pun mungkin pernah mengalami problem seperti yang dihadapi Leonard. Siapakah yang seharusnya kita pilih sebagai pendamping? Apakah seorang pria tampan dan punya jabatan penting di perusahaan, namun sering membuat Anda was-was karena banyak wanita yang mengelilinginya? Ataukah Si Dia yang jarang mengikuti tren namun selalu ada saat Anda membutuhkannya?

Pria dengan tatapan mata yang membuat kaki Anda lemas, tubuh yang sempurna akibat tempaan di gym, atau pick-up lines yang meluluhkan hati, tampaknya memang cuma ada di film-film Hollywood. Yang bisa menciptakan kalimat-kalimat indah seperti, "I want all of you. Forever. Every day," seperti dalam film The Notebook adalah penulis skrip berpengalaman, bukan teman pria yang Anda temui sehari-hari.

Jatuh cinta pada pria-pria yang dalam bayangan Anda sempurna ini bisa dikategorikan sebagai cinta semu, cinta yang tidak realistis. Anda tidak pernah mengerti mengapa Si Cute yang membuat Anda bangga saat berjalan bersama itu sering membuat Anda menangis. Anda tidak bisa menerima bahwa Si Bad Boy yang menggemaskan itu selalu menghilang setiap ada masalah. Setelah sekian lama menjalin hubungan dengan tersiksa, Anda baru terbangun dari mimpi, menyadari bahwa Anda tak akan bahagia bersamanya.

John Amodeo, Ph.D, penulis The Authentic Heart: Ang Eightfold Path to Midlife Love, cinta semu membuat kita merasakan suatu keyakinan romantik bahwa kita membutuhkan seorang partner untuk bertahan, dan bukannya membutuhkan seorang partner karena membuat hidup Anda lebih kaya. Dalam cinta semua kita mengatakan, "Aku tak bisa hidup tanpamu". Berbeda dengan cinta yang dewasa, dimana kita merasa, "Hidupku akan lebih kaya bersamamu."

Namun untuk mengubah fantasi romantik menjadi sesuatu yang nyata kita harus memahami dinamika dalam hubungan. Kita harus mampu mengenali apa keinginan dan harapan kita, supaya pasangan bisa menyentuh dunia kita. Kita juga perlu berdialog dengan jelas namun tidak menyalahkan, atau mengkritik. "Kita juga perlu menjaga hati tetap terbuka saat di tengah konflik, supaya kita bisa tetap perhatian terhadap perasaan dan kebutuhan pasangan, sambil tetap mengekspresikan diri kita yang sebenarnya dalam cara yang baik," ungkap Amodeo.

Cinta yang dewasa menghidupkan dan menyejukkan. Kita menyadari hati manusia rapuh dan mudah terluka, sehingga kita lebih berhati-hati dalam berkata-kata dan berperilaku. Cinta yang realistis tidak hanya muncul dalam bentuk perkataan atau rayuan, tetapi dalam sikap dan perbuatan yang sebenarnya. Anda takut kehilangan Si Dia bukan karena tak bisa lagi menumpang mobil mewahnya, tetapi karena ia seorang yang mengakui kelebihan Anda dan bahagia karena Andalah yang melengkapi kekurangannya. Anda selalu rindu padanya bukan karena terbayang-bayang wajah tampannya, tetapi karena ia selalu senang mendengarkan apa yang Anda alami setiap hari.


No comments: