Thursday, February 12, 2009

Percaya Diri



Percaya diri...... Percaya diri..... Percaya diri........

Tiap orang pasti memiliki hal yang berbeda untuk mendefenisikan hal itu, defisi yang aku maksudkan disini bukan berdasarkan kajian literatur, akan tetapi pandangan masing-masing orang tentang apa makna, bagaimana, dan implementasi 'percaya diri' itu sendiri dalam hidupnya.

Terus terang, waktu aku kuliah di Del (itu loch..... Politeknik yang di tepi Danau toba tuh......) aku banyak bertemu dengan orang-orang yang 'Percaya Diri'-nya tergantung faktor sekelilingnya.

Aku pernah bertemu temen yang akan PD (Percaya diri) jika sudah memakai barang bermerek(kayak si kawan itu tuh, yang tasnya harus BODYPACK, baju harus dibeli ditoko khusus, dll..... mizz yah Cincai). Kalau yang ini sih maklum sajalah, selama ekonomi mampu dan selera hanya disatu merk barang. Heheeh.
Aku juga pernah bertemu seorang temen(wanita) yang tak pernah PD keluar dari asrama tampa berkaca dulu, tampa sisran, tanpa mengenakan pakayan yang menarik. Wajar saja lah, soalnya kan harus tebar daya tarik yang aduhai. Paling gak harus terlihat menarik kapanpun dan dimanapun.
Aku juga pernah bertemu dengan orang yang akan sangat bersemangat (PD) pergi kesuatu acara jika sudah mengenakan pakayan, kosmetik, dan asesoris yang aduhai.

Aku adalah orang yang sedikit cuek dengan penampilan, aku suka hadir apa adanya tampa harus memaksakan diri dengan life style orang lain.

Dan kalau ada orang bilang aku adalah orang paling cuek. Mungkin aku akan bilang, dia salah menilaiku. Aku selalu memperhatikan sekelilingku tampa harus mengucapkannya. Aku selalu mengetaui perubahan, ke-dinamisan dan ke-statisan orang-orang disekelilingku.

Dikantor lama, tempat aku pertama sekali kerja, dihari pertama aku masuk kerja semua menyangka kalau aku adalah sekertaris baru atau administrator baru, tapi ternyata mereka salah aku adalah java programmer. : ). Mungkin karena aku pakai kemeja yang lumayan feminim dengan style rambut baru ku pendek berponi. Heheehh. Aku paling benci kalau disuruh rambut pendek dan berponi, aku lebih suka jika rambutku selalu terikat rapi, diikat ala ekor kuda.. hehehheeh. Rambut pendek dengan poni itu sih style yang diinginkan Mamaku dan bukan aku. :).
Kebetulan aku adalah programmer cewek satu-satunya dan yang pertama. Aku kerja bersama cowok-cowok. Aku merasa nyaman. Dan dengan begitu aku bisa kembali ke diri ku sendiri, selalu tampil apa adanya saja ke kantor. Sopan, dan Rapi, itu sudah cukup buatku. Menarik??? Hmmm, mungkin aku adalah orang cukup jauh dari kata itu untuk dijadikan prioritas.
Suatu kali salah seorang sekertaris dikantor ngomong ke aku, "Sonia, napa sih kamu penampilannya gitu-gitu mulu. Ga bosan?"
Dengan enteng aku jawab, "Gak"
Her, "Tau gak style berpakayan kita menentukan, kalau mau dapat pasangan yang lumayan kamu harus penampilan dengan style hight quality, ikuti style dari mereka kalangan atas. Kalau kayak kamu sekarang, seharusnya kamu dapat minimal manager. Apa mau sama orang yang biasa-biasa saja??"
Aku hanya senyum, tapi dalam hati ku sempat jawab, "Inilah aku, dan aku gak mau memaksakan diri. Soal siapa dan bagaimana pasanganku nantinya. Aku tak suka kebohongan. Dan sejauh ini aku tak pernah memiliki masalah soal itu. Lom tau dia, siapa saja yang udah mencoba menerobos pintu hatiku." Hehehheheh (Cukup.. cukup... cukup..... Gak boleh ngomong sombong nak..... Hehehehe..)

Ditempat baru, kantor keduaku, aku malah lebih cuek lagi. Pakai jeans dan kaos tidaklah menjadi masalah. Aku lebih hadir apa adanya disni.
Pernah suatu kali, aku makan bareng si bro yang jadi manager finance dikantor ku. Dengan enteng, waktu lihat black berry dan berbagai mobile phone ditanggannya, aku bilang "Bro... harus selalu ngikuti perkembangan tehnologi neh...."
Dia juga jawab, "Iya kan kalau keoperator ini menentukan juga, supaya jalannya lebih mulus.... lom lagi kalau entertain client... dll.. beda dongs sama sister"
Yupi, it's true banget.........
Sejauh ini sih, aku lom pernah punya masalah dengan penampilan. Meski ditempat baru, temen-temen sering bilang sesama mereka 'GA LIFE STYLE BANGET SIH LO'... tapi aku tetep percaya diri saja, toh juga itu bukan kehidupan ku... it's not mine... it's their...

Pernahkah aku tak punya percaya diri?
Pernah, dan itu terjadi sangat lama. But I suevive :))

Tadi pagi... aku baca renungan ini... moga memberkati setiap orang yang membaca-nya juga

-------------------------------------------------------------------------------------------

Bacaan: Yesaya 43:1-7

Oleh karena engkau berharga di mataKu dan mulia- Yesaya 43:4


Berlama-lama memandang diri di cermin. Mengenakan baju bermerk. Membuat tubuh harum dengan parfum impor. Segera menghampiri tumpukan rak sepatu dan mengambil sepatu kulit yang sangat elegant untuk dipakai. Penampilan sudah oke, maka mobil yang kita pakai harus oke juga, itu sebabnya kita memilih mengendarai mobil buatan Jerman yang memang terkenal sebagai mobil mewah. Kita pun berterima kasih baju bermerk, untuk parfum impor, untuk sepatu elegant, untuk mobil mewah yang kita punya. Jujur saja mereka membuat kita jadi percaya diri.

Kebanyakan kita mengalami seperti itu. Kita percaya diri bukan karena faktor yang ada dari dalam, tapi justru ditentukan oleh penampilan-penampilan luar kita. Lalu bagaimana seandainya kita tidak punya baju bermerk, tak memakai parfum mahal, tak mengenakan sepatu yang elegan dan kendaraan yang kita tumpangi juga sangat sederhana? Apakah kita masih punya percaya diri? Jika rasa pede kita hilang dan raib entah kemana gara-gara penampilan luar kita tidak mendukung, itu sebenarnya cukup jadi pertanda kalau kita belum punya penerimaan diri yang sehat.

Penampilan luar yang oke memang perlu, tapi salah besar kalau hidup kita ditentukan hal-hal itu. Itu bukan faktor utama untuk membuat kita jadi percaya diri. Percaya diri harusnya dimulai dari dalam. Tahu persis bahwa di dalam Kristus gambar dirinya sudah dipulihkan. Menyadari bahwa kita adalah ciptaan yang sungguh dahsyat dan dipersiapkan untuk rencana yang dahsyat juga. Itu alasan utama mengapa kita memiliki percaya diri.

Jangan sampai rasa percaya diri kita karena faktor-faktor luar, sebab jika barang-barang kita hilang maka rasa percaya diri kita juga akan ikut hilang. Kita akan sangat minder jika bergaul dengan orang-orang yang secara materi memiliki level yang jauh di atas kita. Lain halnya kalau kita membangun self estem dan rasa percaya diri dari dalam. Kita akan menghargai diri kita sendiri dan bisa menerima diri kita secara sehat. Jadi, kita akan tetap nyaman saja bergaul dengan siapapun. Rasa percaya diri yang muncul dari dalam akan membuat kita bergaul dengan orang-orang yang levelnya di bawah kita tanpa menjadi sombong dan tanpa meremehkan mereka, sebaliknya kita bisa bergaul dengan orang-orang yang levelnya di atas kita tanpa harus menjadi minder.

Kenakanlah baju yang berbeda dalam sepanjang hari ini. Apakah rasa percaya diri kita juga berbeda seiring dengan baju yang kita kenakan?

2 comments:

sihar said...

Mungkin karena aku pakai kemeja yang lumayan feminim dengan style rambut baru ku pendek berponi.

Seperti apa kau sekarang ya?
Jadi penasaran ne!

ayumi-sonia said...

aku masih seperti yang dulu sihar........

:)