Monday, May 4, 2009

I'm not at home there

Pernah ga yah teman-teman merasakan hal yang seperti itu, kita berada disuatu tempat atau situasi yang sebenernya kita udah biasa dengan itu dan itu menjadi keinginan kita, but tiba-tiba kita merasa tak nyaman lagi dengan itu.

Aku jadi ingat topik yang hot dibahas dimilist kemaren.
Di gereja saat ibadah kemaren pagi, ku menyadari beberapa hal.

Sejujurnya, aku harus mengakui. Gereja adalah tempat yang damai buatku. Emang diri kita, hati kita, adalah gereja sesungguhnya tapi ketika ku berada dalam gedung gereja setiap minggunya beribadah bersekutu bersama sahabat-sahabat seiman, ada nuansa damai yang ku rasa. Aku memang tak akan munafik. Aku memang sering pindah gereja ketika ku tak memperoleh damai sejahtra disana. Bukan pindah gereja sih tepatnya soalnya ku masih gereja dibawah organisasi gereja yang sama, hanya tempatnya saja yang suka pindah.

Aku kebetulan nyampe digereja bertepatan dengan lonceng ibadah segera dimulai. Segan juga rasanya duduk di bangku depan. :). Akhirnya aku duduk dibangku belakang.

Dan apa yang ku rasakan disana?

Aku merasa sepertinya aku tidak sedang dalam ibadah.
Pintu selalu buka-tutup dengan bunyi yang gaduh, orang-orang lalu-lalang dengan insensitas yang lumayan sering, dan satu hal lagi gaduh tangisan dan tawa.

Napa yah kita jemaat, gak bisa duduk tenang menikmati ibadah itu? Yang tidak lebih dari 2 jam itu?

Sejak aku duduk hingga acara ibadah selesai, tetep saja seperti itu.

Dan tidak hanya anak-anak yang melakukannya, bahkan orang dewasa juga.

Orang dewasa yang lalu lalang, keluar-masuk yang akhirnya buat bunyi pada pintu. Aku ga tau apa karena telingaku terlalu sensitif ato aku orangnya mudah terkejut ato apalah. Aku merasa terganggu.

Anak-anak yang lari-lari (dan itu bukan balita lagi), kejar-kejaran, nangis, dll. Dimanakah orang tuanya? Orang tuanya tersenyum melihat anaknya kejar-kejaran.

Aduh, koq jadi ga kerasa ibadahnya yah???

Aku coba diam dan bertahan. Khotbahnya menyenangkan dan ku amini. But rekan-rekanku jemaat neh?

Aku jadi ingat, gimana dulu orang tua ku melatih kami anak-anaknya untuk tidak suka 'curi perhatian' disaat yang tidak tepat.
Dengan satu lirikan mata saja, kami semua tau itu artinya segera senyap atau kalau toh juga gak bisa senyap, cari tempat lain untuk buat onar. Hehehehe..
Orang tuaku bukanlah orang yang sangat 'mendewakan' rumah ibadah. But orang tuaku mengajarkanku dan adik-adikku hormatilah orang-orang yang ada disana, saat ibadah, hormati mereka yang lagi ibadah itu.

Mungkin disinilah beda peristiwa kemaren. Ortunya malah tersenyum dan tertawa anaknya malakukan hal-hal yang mengganggu ketenangan orang lain. :(

Hhhhhhhhhhhhhhhaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhh....

Ketika kita menjadikan ibadah/gereja itu ibarat makanan tinggal milih resto yang enak sesuai selera?
Siapa yang kita salahkan?
Ketika kita mengeluarkan pernyataan organisasi gereja itu seperti 'ini' dan 'itu'?
Bukankah kita sebaiknya berkaca dulu, kita atau mereka yang harus dipertanyakan!!!!!!!!

Pagi ini, ku dapat SMS dari seorang calon pendeta yang lagi pelatihan. Dia adalah sahabatku.
"Aku merasa. I'm not at home di XXXX" SMS-nya
"What's wrong?"Balasku
"Kamuflase......"Balasnya lagi dari seberang sana.

Adakah jawaban yang tepat untuk banyak pertanyaan dalam benakku saat ini!!!!!
Sahabatku itu sendiri, tersenyum kecut dan tak menyangkal pernyataan-pernyataanku. Hehehhehe....

Anehnya...

Ku juga ga bisa jelas nulisin apa yang ada dipikiranku saat ini.

No comments: