Friday, October 17, 2008

Keteduhan hati

Semua orang pernah memiliki permasalahan dalam hidupnya. Semua orang pernah menangis untuk tiap derita dan rasa sakit di hatinya. Semua orang tentunya pernah memilih diam dari pada mebesar-besarkan masalah.
Tapi ada satu hal yang tak bisa dipungkiri. Semua orang juga butuh 'hati'untuk tempat berteduh atau sekedar menyandarkan masalahnya.

Setiap orang tentunya pernah menjadi tempat cerita orang lain, menjadi pendengar dalam keluh kesah orang lain, memberikan solusi, dan membantu sedapat mungkin.

Tapi tipe pendengar seperti apakah kita?

Tulisan ini hanya merupakan pendapat dari diriku secara personal. Orang yang lagi dirundung masalah biasa aku gambarkan sebagai 'bara/arang'

Ada tipe pendengar yang biasa aku gambarkan sebagai 'Api' dan 'Air'.

'Bara/arang'
Tentunya suasana hatinya panas dan mulai terbakar. Dalam suasana hati yang bingung dan mungkin saja sedih dan perih. Dalam kegalauan memilih jalan yang akan ditempuh. Membutuhkan orang untuk bercerita dan berbagi.

'Api'
Saat 'Bara/arang' mendekat (menceritakan kisahnya), 'api' langsung menyemburkan lidahnya dan membuat 'bara/arang' menyala-nyala. Tak jarang api juga meninggalkan jejak-jejak yang tak mengenakkan juga bagi 'arang/bara'.

'Air'
Saat 'Bara/arang' mendekat (menceritakan kisahnya), dengan 'bara/arang' yang hampir menyala dan mulai memerah, 'air' dengan lembut akan memadamkannya. Memberikan kesejukan dan keteduhan, dan tak lupa memadamkan emosi ('bara/arang' yang hampir menyala).

Tipe apakah kita sebagai pendengar kisah atau cerita orang lain?

Sebagai pendengar yang baik, adalah lebih bijak jikalau kita memberikan pandangan yang bener dan bukan memberikan keputusan yang harus diambil sahabat kita itu. Itulah perbedaan yang paling essensial yang pernah ku temui antara seorang sahabat yang bijak dengan teman biasa.

Sebagai seorang sahabat yang baik dan pendengar kepercayaan sahabat kita, adalah lebih baik merangkul sahabat kita, memberikan keteduhan hati dan memadamkan gundah gulana, dari pada kita sendiri memancing dan memperkeruh suasana.

Kadang kala, sahabat hanya membutuhkan tempat cerita yang memberikan keteduhan, atau hanya membutuhkan pelukan hangat, sebagai wujud empati dan dukungan. Tampa harus membela dia.

Sahabat seperti apakah kita?
Berhentilah jadi api.

No comments: